Apakah penah kamu mendengar robot trading? Atau mungkin kamu pernah ditawari investasi dengan fix income per bulan melalui robot ini? Kamu harus mulai berhati-hati jika pernah terpapar dengan robot trading. Artikel ini akan memberikan informasi padamu tentang robot trading yang sering menjanjikan fix income.

Apa Sih Robot Trading?

Robot trading secara sederhana merupakan algoritma yang didesain untuk mempermudah aktivitas trading. Aktivitas trading ini bisa dilakukan di perdangan forex, saham, atau kripto. Sistem yang ditanamkan dalam robot trading ini adalah analisis teknikal pasar dengan keputusan buy dan sell secara otomatis.

Penerapan sistem robot ini ditujukan kepada orang-orang yang memiliki keterbatasan waktu trading, emosi yang tidak stabil, atau minim literasi terkait dunia trading. Dengan begitu, orang yang menggunakan robot ini cukup menginvestasikan sejumlah uang untuk dikelola secara otomatis oleh sistem yang diterapkan pada robot.

Sistem Kerja Robot

Pada dasarnya, robot trading adalah suatu bentuk algoritma yang didesain untuk mengetahui aktivitas pasar. Penerapan algoritma ini biasanya mengacu pada seorang trading yang handal money management saat bertransaksi beli jual di forex.

Kebiasaan trader handal itu lalu dinotasikan ke dalam bahasa pemrograman untuk membentuk suatu pola atau sinyal beli dan jual dengan bentuk algortima. Bahkan, sistem yang diterapkan dalam robot trading itu mampu menganalisis berita di pasar secara fundamental. Oleh karena itu, robot ini menawarkan kemudahan para pelaku pasar di forex, saham, maupun kripto.

Selain itu, fitur yang diterapkan dalam robot trading juga termasuk sistem take profit dan stop loss otomatis. Dengan kata lain, robot akan berhenti otomatis jika dia sudah mencapai target profit harian atau mengalami loss tertentu.

Baca juga: Pilihan Saham LQ45 untuk Investor Pemula

Kenapa Robot Trading Laku?

Hal sederhana yang sering ditawarkan penjual robot ini adalah money management dan literasi trading. Para trader biasanya mengalami kendala pengendalian emosi saat melakukan transaksi beli jual di pasar. Bahkan, para trader sering lupa dengan money management saat sudah profit dan saat mengalami loss.

Emosi yang tidak stabil para trader membuat mereka greedy saat untuk dan dendam saat mereka loss. Emosi greedy muncul saat trader merasa mendapatkan untung dan merasa prediksi tentang pasar sudah benar. Alhasil, pasar berbalik dan membuat keuntungan yang seharusnya didapat menjadi hilang karena emosi greedy dalam trading.

Begitu juga saat loss. Para trader merasa dendam ingin mengembalikan loss yang dia dapatkan dengan cara melakukan aktivitas beli jual tanpa pertimbangan. Emosi loss membuat trader tidak bisa berfikir money management sehingga tidak menghentikan aktivitas trading, tetapi malah melanjutkan aktivitas trading dengan harapan mengembalikan loss yang didapatkan.

Fenomena ini yang membuat laku robot trading. Penjual robot selalu menawarkan kepada calon pembelinya dengan fakta bahwa aktivitas trading itu 20% dipengaruhi literasi atau analisis pasar dan 80% dipengeruhi emosi trader. Para penjual mengatakan bahwa hampil 80% lebih trader gagal karena mereka tidak bisa mengatasi emosi yang tidak stabil saat melakukan aktivitas trading.

Dengan demikian, para penjual menawarkan solusi robot untuk menjalankan aktivitas beli jual di pasar modal. Robot tidak memiliki emosi sehingga dia akan berhenti di profit dan loss tertentu. Oleh karena itu, robot dijadikan sebagai salah satu instrument untuk investasi yang mengasilkan fix income.

Baca juga: 5 Steps to Gain Financial Freedom Before Retirement

Kenapa Robot Ini Sering Dipermasalahkan?

Robot trading sebenarnya tidak disalahkan. Dia bisa membatu trader mengatur emosi saat trading. Hanya saja, permasalahan yang sebenarnya adalah perilaku penjual robot ini yang menjanjikan fix income.

Banyak sales robot menawarkan fix income kepada pembelinya dengan presentase yang sudah mereka tentukan. Mereka juga menawarkan dalam jangka waktu tertentu para pemakai robot ini akan mendapatkan Break Even Point (BEP). Semakin besar investasi yang ditanamkan, maka semakin cepat BEP dan memperoleh untung.

Padahal semua investasi memiliki risiko. Alhasil, isu perlindungan konsumen menjadi poin utama dari masalah robot ini. Banyak konsumen yang dinjanjikan sekian persen keuntungan setelah memakai produk yang mereka tawarkan.

Bahkan, terkadang mereka juga menjanjikan kepada konsumen untuk mendapatkan real profit apabila konsumen bisa mengajak konsumen lain menggunakan robot ini. Jika demikian, model investasi seperti itu bisa mengarah ke skema ponzi. Investasi bodong yang menjanjikan keuntungan dengan cara mengambil keuntungan dari downline atau orang lain.

Pahami Produk Investasi, Hati-hati dengan Janji

Setelah mengetahui seluk beluk robot trading, kamu bisa memutuskan sendiri seperti apakah robot itu. Kamu bisa mempelajari terlebih dahulu tentang produk-produk investasi yang ditawarkan orang lain.

Pastikan bahwa kamu jangan cuma tergiur dengan janji profit terus-menerut atau fix income. Tidak ada investasi yang cepat menghasilkan uang besar. Hampir tidak ada investasi yang tanpa risiko. Oleh karena itu, perbanyak literasi keuangan dan bijaklah dalam memilih produk-produk investasi yang ditawarkan.

Photo by Alex Knight from Pexels