Penulis: Hanum

Editor: Rizki Ardinanta/ Bernadeta Diana

“Selamat menempuh hidup baru”. Kalimat tersebut kerap diucapkan kepada sepasang pengantin yang baru menikah. Memang benar, pernikahan hanyalah salah satu fase kehidupan yang idealnya akan dialami oleh seseorang. Namun, dari berbagai fase kehidupan yang ada, ungkapan ‘hidup baru’ tersebut umumnya hanya diucapkan setelah pernikahan. Hal ini terjadi karena setelah menikah, dua individu bersatu dan secara tidak langsung kehidupan mereka pun akan menjadi berbeda dari sebelumnya.

Perubahan tersebut mempengaruhi seluruh aspek kehidupan mereka, seperti halnya masalah tempat tinggal. Idealnya, pasangan yang sudah menikah tinggal di satu rumah yang sama. Namun, sebagai salah satu kebutuhan primer, permasalahan terkait rumah terkadang justru menjadi beban karena harganya yang jauh melampaui kebutuhan utama lainnya. Pada akhirnya, terdapat dua pilihan untuk menyelesaikan perkara tempat tinggal tersebut, yaitu menyewa atau membeli rumah.

Sama seperti saat membeli suatu produk, dalam memutuskan sewa atau beli, kita juga harus melihat kebutuhan dan ketersediaan dana yang rela dibayarkan. Selain itu, kita juga perlu mempertimbangkan segala kelebihan dan kekurangan masing-masing alternatif. Membeli rumah tak selalu lebih murah, dan sebaliknya, sewa rumah juga tak selalu lebih murah. Kedua alternatif memiliki biaya dan alasan yang perlu dipertimbangkan.

Menyadari Konsekuensi Sewa Rumah

Tingginya harga rumah, terlebih apabila lokasinya strategis, belakangan membuat sebagian orang memilih untuk menyewa rumah dibandingkan dengan membeli. Dengan menyewa rumah, tentu saja kita tidak perlu pusing mengeluarkan dana yang besar untuk membeli rumah. Selain itu, sebagai penyewa, kita juga bebas dari Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang biasanya ditanggung oleh pemilik sah rumah tersebut. Biaya perawatan rumah serta perabot yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan sehari-hari terkadang juga sudah ditanggung dan disediakan oleh pemilik. Apabila risiko yang tidak diharapkan terjadi, seperti banjir atau gempa bumi, lagi-lagi kita tidak bertanggung jawab penuh atas biaya renovasi tersebut. Kasarnya, kita hanya perlu membayar sejumlah biaya yang ditentukan, kemudian menempati rumah tersebut.

Meski demikian, konsekuensi dari menyewa rumah adalah aset tersebut tidak akan kita miliki untuk selamanya sehingga kita tidak mempunyai hak untuk melakukan renovasi. Selain itu, apabila suatu saat kita memutuskan pindah karena hal-hal tertentu seperti kenaikan biaya sewa, maka diperlukan usaha dan biaya ekstra untuk memindahkan barang-barang serta mencari tempat baru. Bagi pasangan muda yang tengah meniti karier, atau ingin melanjutkan studi ke luar negeri, menyewa rumah mungkin akan menjadi alternatif yang lebih baik. Hal tersebut karena biaya perawatan rumah ketika ditinggal hanya akan menjadikan rumah sebagai liabilitas yang menimbulkan beban finansial apabila tidak dijadikan ladang passive income.

Membeli Rumah Sebagai Properti

Seperti sewa, keputusan membeli rumah pun memiliki kelebihan dan kekurangannya tersendiri. Membeli rumah berarti kita akan memiliki aset tersebut selamanya. Aset berupa rumah juga dapat berfungsi sebagai investasi properti. Dengan demikian, apabila tren harga properti positif di masa depan, kita bisa menjualnya dan memperoleh keuntungan.

Menurut situs Housing Estate (2018), berdasarkan hasil survei Bank Indonesia (BI) dalam Survei Harga Properti Residensial kuartal IV 2017, harga rumah terus bergerak naik. Meski demikian, memiliki rumah mewajibkan kita untuk menanggung semua biaya tambahannya, seperti pajak serta biaya perawatan. Apabila setelah ditinggali ternyata rumah tersebut tidak sesuai dengan keinginan kita, kemudian memutuskan untuk menjualnya, kita belum tentu dapat segera menemukan pembeli. Hal tersebut mengingat pada dasarnya rumah adalah aset tidak lancar lantaran tidak dapat segera dicairkan dalam bentuk uang. Sementara itu, untuk biaya pembelian, rumah memang memerlukan dana yang cukup besar. Namun, seperti dilansir dari situs berita Detik.com (2018), kini pemerintah tengah mempersiapkan program KPR untuk milenial dengan bunga kurang dari 5%. Dengan kemudahan tersebut, kita tetap harus ingat untuk tidak terlena dan terjebak kredit macet.

Pada akhirnya, baik sewa maupun beli rumah memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Hal yang dapat kita lakukan dalam memutuskan adalah dengan mempertimbangkan pro-kontra dari masing-masing alternatif. Tak lupa, pilihan kita tersebut juga perlu disesuaikan dengan dana yang bersedia untuk kita keluarkan. Dengan demikian, pemikiran yang matang dan diskusi yang mendalam perlu dilakukan sebelum pasangan memutuskan untuk membeli ataupun menyewa rumah.

Referensi

Detik Finance. (2018, December 10). Pemerintah Siapkan Program KPR Milenial Bunga Kurang Dari 5%. From Detikfinance.com: https://finance.detik.com/properti/d-4336653/pemerintah-siapkan-program-kpr-milenial-bunga-kurang-dari-5

Housingestate.id. (2018, February 17). BI: Harga Rumah Akan Terus Naik. From housingestate.id: http://housingestate.id/read/2018/02/17/bi-harga-rumah-akan-terus-naik/