Bagi sebagian orang Indonesia, obat bukanlah satu-satunya solusi untuk menyembuhkan penyakit. Untuk beberapa penyakit ringan, seperti masuk angin, sakit kepala, dan nyeri otot, beberapa orang lebih memilih dipijat untuk menyembuhkannya.
Dikutip dari CNN Indonesia, pijat dipercaya sebagai metode tertua yang dilakukan manusia untuk mengatasi stres dan lelah. Pijat dilakukan dengan cara menekan dan meremas-meremas titik-titik tertentu pada tubuh yang terasa sakit.
Di Indonesia sendiri, menyembuhkan penyakit dengan cara dipijat sudah dikenal sejak abad 8-9 Masehi. Hal itu terbukti dari sebuah temuan relief di candi Borobudur dan Prambanan, yang menggambarkan raja dan ratu pada zaman dahulu yang tengah dipijat oleh dayang-dayangnya.
Metode pijat tradisional di Indonesia dipercaya dipengaruhi unsur pengobatan dan penyembuhan dari India dan China. Teknik pijat tradisional ini diperkenalkan oleh para pedagang dari India, Arab, dan China yang datang ke Indonesia.
Pada zaman kerajaan Majapahit, pengaruh dari China membuat pijat tradisional berkembang ke arah refleksiologi dan juga akupunktur. Kini pijat tidak hanya dilakukan untuk tujuan mengobati penyakit, tapi juga untuk relaksasi dan merawat kecantikan.
Manfaat pijat bayi
Tidak hanya untuk orang dewasa, pijat juga dipercaya memiliki manfaat untuk bayi. Dikutip dari She Knows via detikcom, Touch Research Institute, Miami mengungkapkan bahwa memijat bayi sejak lahir terbukti mampu menaikkan berat badan bayi 47%. Bayi juga menjadi lebih sehat dan responsif berkat efek dipijat.
Pijat juga dipercaya dapat membuat bayi tidur lebih nyenyak, menambah daya tahan tubuh, dan menguatkan otot. Bahkan memijat bayi dipercaya dapat merangsang perkembangan motorik bayi.
Menurut Roesli (2013), pijat bayi dapat memberikan stimulus berupa gerakan remasan yang berguna untuk menguatkan otot bayi dan merangsang perkembangan motoriknya. Selain itu, Halimah dkk. (2012) mengungkapkan bahwa pijat bayi dapat memberikan efek positif pada perkembangan motorik bayi, yakni meningkatkan kemampuan bayi mengontrol koordinasi jari tangan, lengan, badan, dan tungkai.
Pijat bayi juga menunjukkan pengaruh positif pada perkembangan motorik kasar bayi usia 3-4 bulan (Widodo dan Herawati, 2008). Penelitian tersebut menunjukkan bahwa bayi yang dipijat mampu belajar merangkak lebih cepat dan mampu menegakkan kepala selama lebih dari satu menit. Selain itu, bayi juga bisa bergerak dari posisi telentang ke posisi duduk, dan mampu berguling dari posisi telentang ke tengkurap berkat dipijat.
Setyaningsih dkk. (2015) juga meneliti tentang pengaruh memijat bayi terhadap perkembangan motorik anak. Hasilnya, 7 dari 9 anak yang dipijat secara teratur memiliki perkembangan motoric yang lebih pesat. Sementara itu 12 bayi dari 24 bayi yang tidak dipijat secara teratur mengalami keterlambatan perkembangan motorik.
Bayi dikatakan mengalami perkembangan motorik yang terlambat ketika dia tidak mampu mencapai tahapan perkembangan tertentu berdasarkan usianya.
Dari penjelasan tersebut, terbukti bahwa pijat memiliki pengaruh positif terhadap perkembangan motorik anak. Gerakan remasan pada pijat bayi juga terbukti dapat membuat otot bayi menjadi lebih kuat (Levy dan Hyman, 1993; Roesli, 2013). Otot yang kuat akan membuat bayi lebih mudah untuk menguasai gerakan-gerakan seperti berguling, tengkurap, dan merangkak.
Referensi:
Kusumastuti, Nurry Ayuningtyas., Tamtomo, Didik., & Salimo, Harsono. 2016. Journal of Maternal and Child Health (2016), 1(3) (halaman 161-169)
Setyaningsih, Rahayu., Wati, Kristiani Eka Prasetyo., & Utami, Asri. 2015. “KOSALA” JIK. Vol. 3 No. 1 (halaman 50-58)
Setyani, Christina Andhika. 25 Februari 2017. Pijat, ‘Seni’ Penyembuh Tertua untuk Stres dan Lelah. https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20170225073958-255-196091/pijat-seni-penyembuh-tertua-untuk-stres-dan-lelah
Wolipop. 24 Februari 2011. 7 Manfaat Pijat untuk Bayi yang Baru Lahir. https://wolipop.detik.com/parenting/d-1578078/7-manfaat-pijat-untuk-bayi-yang-baru-lahir
Detiklife. ________. Sejarah Pijat Bayi. http://detiklife.com/tag/sejarah-pijat-bayi/