Moment lucu menjadi malu adalah dampak posting foto anak di media sosial mungkin tidak banyak dihiraukan oleh para orang tua. Bisa juga banyak orang tua yang tahu tentang dampak yang dapat ditimbulkan media sosial saat memposting foto anak. Namun, hal yang pasti adalah adanya dampak yang ditimbulkan media sosial bagi para penggunanya. Sudah banyak penelitian yang menjelaskan bahwa media sosial sebagai sarana komunikasi atau mengekspresikan diri ternyata juga memiliki sisi negatif bagi penggunanya.

Di sini saya tidak akan membahas semua dampak yang diakibatkan oleh media sosial bagi para penggunanya. Namun, tulisan ini akan mengajak fams semua untuk memperhatikan dampak posting foto anak di media sosial saja. Hal ini karena banyaknya orang tua saat ini gemar mengaktualisasikan dirinya di media sosial, dari posting foto selfie, moment liburan, bahkan menu makanan yang dipesan di restoran.

Tidak ada salahnya mengekspresikan diri melalui media sosial karena tujuan dari media sosial itu sendiri adalah bersosial melalui media. Mengunggah foto selfie, moment, liburan, dan makanan pun bisa dianggap sebagai bentuk bersosial. Oleh karena itu, aplikasi media sosial saat ini memberikan banyak fitur edit fotografi dalam sistemnya sehingga para penggunanya makin menikmati fasilitasnya.

Moment Lucu Menjadi Malu

Moment lucu menjadi malu dari dampak posting foto ini mungkin bisa dirasakan jika kita memiliki Facebook. Dalam beberapa waktu, Facebook selalu mengingatkan aaktivitas yang kita lakukan beberapa tahun lalu saat menggunakan media sosial ini. Baik mengingatkan lamanya hubungan pertemanan kita dengan seseorang di Facebook, foto apa yang sudah kita unggah beberapa tahun lalu, bahkan sampai status apa saja yang pernah kita buat dahulu.

Tindakan yang dilakukan Facebook adalah pengolahan data personal kita yang ada dalam sistemnya. Facebook bisa mengetahui kejadian-kejadian apa saja yang kita miliki dulu dan dingatkan kini. Mungkin ada beberapa kejadian yang menjadi memori berharga kita, tetapi tidak sedikit juga memori yang membuat kita merasa malu sendiri melihatnya saat ini.

Manusia adalah makhluk paling dinamis yang ada di muka bumi. Setiap manusia berkembang setiap waktunya, dari bentuk fisiknya hingga perilakunya. Dengan kata lain, apa yang kita lakukan dahulu belum tentu merepresentasikan personalitas yang kita bangun saat ini. Hal itu yang membuat kita merasa malu dengan kita sendiri saat melihat Facebook mengingatkan kita kejadian di masa lalu.

Dampak Posting Foto Anak di Media Sosial

Dampak posting foto anak di media sosial ini bisa memiliki sisi positif maupun negatif bagi anak nantinya. Kita yang diingatkan Facebook tentang masa lalu saja kadang merasa malu jika itu tidak sesuai dengan keadaan saat ini. Bagaimana jika nanti anak fams merasakan hal yang sama? Merasa malu karena ada foto dia di masa kecil yang tidak ingin dibahas di masa dewasa.

Sebuah penelitian yang berjudul Parents and Social Media menyebutkan bahwa 92% anak-anak di Amerika lebih dewasa 2 tahun daripada umurnya. Penelitian itu juga menjelaskan bahwa 1 dari 3 anak di Amerika sudah bermedia sosial di bawah umur. Ada fenomena sosial cukup luar biasa dengan hadirnya media sosial saat ini. Namun, tidak sedikit yang beranggapan bahwa hal itu menjadi biasa di era digital saat ini.

Di sisi lain, seorang pegiat media sosial di Argentina, Paula Otero, melakukan risetnya sharenting terkait pembahasan bagaimana seharusnya sikap orang tua terhadap kemajuan teknologi ini. Dia menyarankan para orang tua yang terpaksa ingin memposting foto anaknya supaya memahami kebijakan privasi dari media sosial yang digunakan, seperti mengaktifkan google alerts jika ada orang yang mengetik nama anaknya di Google.

Selain itu, orang tua juga harus memberikan penjelasan kepada pengikutnya di media sosial untuk bijak jika ingin memanfaatkan foto anaknya. Orang tua juga harus mengingat bahwa anak punya hak untuk memilih apakah fotonya sehingga izin kepada anak memang diperlukan. Terakhir, orang tua juga harus menyadari bahwa posting foto anak akan memberikan dampak, baik positif maupun negative, sehingga perlu hati-hati.

Tidak Tahu Bukan Berarti Tidak Peduli   

Banyak orang tua mungkin masih tidak tahu tetapi bukan berarti tidak peduli dengan fenomena ini. Moment kebahagiaan boleh saja dibagi tetapi jangan sampai memberi dampak di kemudian hari akibat posting foto hari ini. Apabila foto dan video anak menjadi sarana mengingat memori, menyimpannya dalam penyimpanan digital lebih disarankan daripada menyebarluaskan kepada orang yang tidak dikenal.

Berhati-hati adalah salah satu upaya mawas diri. Tidak mudah memang untuk menahan diri posting foto anak di tengah maraknya dunia digital saat ini. Terlebih lagi, orang tua saat ini sudah sangat erat dengan teknologi sehingga posting foto dan video anak dianggap wajar. Apalagi jika upaya itu dapat memberikan penghasilan lain, seperti endorsment maupun engagement.

Namun demikian, para orang tua tetap harus memperhatikan dampak yang akan diterima anak suatu saat nanti. Hal yang mungkin saat ini kita anggap biasa saja belum tentu bisa diterima anak nantinya. Oleh karena itu, mempertimbangkan pendapat anak sebelum memposting foto maupun videonya harus menjadi perhatian setiap orang tua.