Permainan tradisional ternyata dapat membantu mengembangkan kemampuan motorik anak. Semua orang tua pasti menginginkan anaknya tumbuh dan berkembang dengan optimal, baik secara fisik, sensorik, kognitif, dan psikososial. Oleh karena itu penting bagi orang tua untuk terus memantau perubahan-perubahan yang ada pada diri anak. Pasalnya, pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal dapat dilihat dari ciri-ciri sesuai aspeknya.

Misalnya pada perkembangan motorik, seorang anak dapat dikatakan memiliki perkembangan motorik yang optimal saat dia telah menguasai berbagai gerakan sesuai dengan usianya

Contohnya, bayi umumnya mampu berguling di usia 3-5 bulan, lalu mampu duduk di usia 4-7 bulan, dan merangkak di usia 6-10 bulan. Jika anak belum bisa melakukan suatu gerakan di tahapan usia tertentu, ada kemungkinan dia mengalami keterlambatan dalam perkembangan motoriknya.

Tentunya ada beberapa faktor yang membuat anak bisa berkembang dengan pesat ataupun lambat. Sejumlah faktor tersebut di antaranya adalah faktor genetik, asupan nutrisi, sosial ekonomi, budaya, dan lingkungan.

Dalam tulisan tersebut dijelaskan bahwa budaya mempengaruhi cara orang tua dalam mendidik dan merawat anak, contohnya dengan membedong ketika masih bayi. Dalam konteks lain, budaya juga memiliki peran penting dalam melahirkan berbagai macam permainan tradisional.

Menurut CNN Indonesia, ada hampir 2.600 permainan tradisional yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Dari banyaknya permainan tradisional tersebut, hanya sebagian kecil yang dikenal di masyarakat, di antaranya petak umpet, galah asin atau gobak sodor, kelereng, lompat karet, ampar-ampar pisang serta bentengan.

Lalu apa pengaruh permainan tradisional dengan perkembangan motorik anak? Menurut Cony Semiawan, dalam kegiatan bermain, seluruh tahapan perkembangan anak dapat berfungsi dan berkembang dengan baik. Hasilnya, perkembangan yang baik itu akan muncul dan terlihat saat si anak menginjak masa remaja.

Terkait permainan tradisional, Khasanah dkk., mengungkapkan bahwa permainan tradisional dapat melatih anak menjadi kuat secara fisik maupun mental. Di dalam permainan tradisional yang dilakukan oleh anak, semua kegiatan berperan untuk membangun potensi yang dimiliki anak secara menyeluruh, termasuk motorik anak.

Berikut ini adalah sejumlah permainan tradisional dan pengaruhnya terhadap perkembangan motorik anak.

Gobak Sodor/Galah Asin

Gobak sodor, atau yang juga dikenal dengan sebutan galah asin, merupakan salah satu jenis permainan tradisional yang dimainkan secara berkelompok. Inti dari permainan ini adalah bagaimana suatu kelompok dapat melalui hadangan kelompok lain untuk beranjak dari garis ke garis yang ada di lapangan. Kelompok dinyatakan menang jika semua anggota kelompok dapat melalui seluruh proses bolak-balik tanpa tertangkap kelompok yang berjaga.

Yudiwinata dan Handoyo (2014) mengungkapkan bahwa permainan tradisional ini dapat melatih perkembangan motorik anak. Pasalnya dalam permainan tradisional ini, setiap anak dituntut untuk bisa berlari, melompat, dan bergerak menyamping untuk menghindari hadangan kelompok lawan. Selain itu, permainan goba sodor juga melatih anak untuk dapat bekerja sama dengan orang lainnya yang ada di dalam kelompoknya.

Engklek

Engklek adalah suatu permainan tradisional lompat-lompatan pada bidang datar yang digambar di atas tanah dengan membuat gambar kotak-kotak. Inti dari permainan ini adalah melompat dengan satu kaki dari kotak satu ke kotak berikutnya. Permainan ini biasanya dilakukan secara perorangan dan berkelompok.

Permainan tradisional ini di kenal di berbagai daerah di Indeonesia dengan sebutan yang berbeda-beda. Di Riau, englek disebut Setatak, sementara di daerah Jambi disebut Tejek-tejekan, sedangkan di daerah Batak Toba dikenal Marsitekka. 

Yudiwinata dan Handoyo (2014) menilai, bahwa permainan engklek ini dapat melatih keseimbangan dan kekuatan kaki anak. Pasalnya, anak dituntut untuk melompat dengan satu kaki diangkat.

Lompat Tali

Lompat tali atau di sejumlah daerah disebut yeye, umumnya dimainkan oleh lebih dari dua anak. Peralatan yang digunakan pun cukup sederhana, yakni karet gelang yang dirangkai hingga menjadi untaian tali. Inti dari permainan ini adalah melompati tali dari setinggi lutut sampai tali dipegang pada posisi tangan lurus ke atas.

Menurut Berti dkk., permainan ini memiliki pengaruh yang cukup besar untuk merangsang perkembangan motorik anak. Mereka mengamati perkembangan motorik para siswa di TK Baitul Makmur Desa Tebing-Tinggi Kecamatan Benai Kabupaten Kuantan Singingi, sebelum dan sesudah mengenalkan permainan lompat tali.

Dalam penelitian itu, mereka menemukan bahwa sebelum diperkenalkan dengan permainan lompat tali, perkembangan motorik anak-anak di TK Baitul Makmur tergolong rendah. Namun setelah diperkenalkan pada permainan lompat tali, ada peningkatan yang besar terhadap perkembangan motorik kasar anak.

Dari penjelasan tersebut, dapat dikatakan bahwa permainan tradisional yang telah disebutkan di atas, memiliki pengaruh positif terhadap perkembangan motorik anak. Selain itu, beberapa permainan juga melatih anak untuk bekerja sama dengan orang lain dalam kelompoknya. Itu pun hanya sebagian kecil dari permainan tradisional yang telah diketahui memiliki manfaat bagi perkembangan anak. Tidak menutup kemungkinan bahwa permainan tradisional lain di berbagai daerah memiliki potensi dalam perkembangan anak. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memperkenalkan permainan tradisional. Selain untuk merangsang perkembangan motorik anak, mengenalkan permainan tradisonal tentunya akan membuat warisan budaya tetap lestari. 

Referensi:

Khasanah, Ismatul., Prasetyo, Agung., & Rakhmawati, Ellya. 2011. Jurnal Penelitian PAUDIA, Volume 1 No. 1 (halaman 91-105)

Yudiwinata, Hikmah Prisia & Handoyo, Pambudi. Permainan Tradisional dalam Budaya dan Perkembangan Anak. Paradigma. Volume 02 Nomer 03 Tahun 2014

Oktalia, Berti., Indarto, Wusono., & Hukmi. ______. PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL LOMPAT KARET (YEYE) TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK BAITUL MAKMUR DESA TEBING-TINGGI KECAMATAN BENAI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI. https://media.neliti.com/media/publications/201249-pengaruh-permainan-tradisional-lompat-ka.pdf

Khoiri, Agniya. 19 Agustus 2018. Permainan Tradisional, Puncak dari Segala Kebudayaan. https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20180817120306-241-323001/permainan-tradisional-puncak-dari-segala-kebudayaan

Anakmandiri.org. 29 November 2016. Permainan Tradisional: Engklek (Setatak/Tejek-tejekan/Marsitekka). http://www.anakmandiri.org/2016/11/29/permainan-tradisional-engklek-setataktejek-tejekanmarsitekka/