Bermain pasir itu menyenangkan dan memiliki banyak manfaat bagi anak. Dunia anak adalah dunia bermain. Saat bermain, anak belajar banyak hal untuk mengenali lingkungannya. Anak memiliki rasa ingin tahu yang besar, sehingga benda apa saja yang ada di dekatnya bisa dia jadikan mainan. Bahkan gundukan material pasir bahan bangunan pun bisa menjadi mainan bagi anak. Entah dia daki layaknya gunung maupun dia genggam. Biasanya kegiatan bermain semacam ini akan membuat dia pulang dengan keadaan yang sangat kotor.

Jika melihat keadaan anak seperti itu, jangan marah dulu. Baju yang kotor terkena pasir, masih bisa dicuci. Badan anak yang kotor terkena pasir juga bisa dimandikan. Sangat disayangkan jika orang tua harus marah sampai melarang anaknya bermain pasir. Padahal, terdapat banyak manfaat dari bermain pasir bagi perkembangan anak.

Menurut Cahyati (2014), bermain pasir dan air sangat bermanfaat bagi perkembangan fisik, kognitif, sosial dan emosional anak. Cahyati juga mengungkapkan bahwa bermain pasir dapat merangsang perkembangan motorik kasar, terutama saat anak bermain memindahkan pasir dari satu tempat ke tempat lainnya dengan ember.

Bermain pasir memiliki manfaat terhadap motorik anak

Bermain pasir juga mendukung perkembangan motorik halus anak. Menurut Rini Raihan (2011), keterampilan motorik halus anak  adalah kemampuan dalam koordinasi otot tangan dan kelenturan tangan yang bersifat keterampilan untuk melakukan gerakan-rekan yang rumit. Contoh gerakan yang melibatkan kelenturan otot tangan meliputi aktivitas seperti menulis, memotong kertas dengan gunting, mengikat tali sepatu, dan menggambar. 

Di atas pasir, anak dapat membuat gambar-gambar dengan jarinya maupun dengan kayu atau ranting. Selain itu dia juga bisa mencetak telapak tangan di atas pasir. Meski pada akhirnya tangan anak akan kotor karena terkena pasir, namun kegiatan seperti ini memiliki manfaat dalam perkembangan motorik halusnya.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Rufaidan dan Reza, bermain pasir juga dapat memperbaiki keterlambatan perkembangan motorik halus anak. Hal itu mereka buktikan setelah mengamati sekelompok anak di TK Yunior, Surabaya.

Keterampilan motorik halus yang dihasilkan dari bermain pasir

Sebelum menerapkan metode pembelajaran bermain pasir, 10 dari 20 anak di kelompok A TK Yunior belum menguasai keterampilan motorik halus yang diharapkan. Keterampilan motorik halus yang diharapkan adalah sebagai berikut:

  1. Memegang pensil dengan sempurna.
  2. Mampu meniru membuat garis tegak/datar/miring kanan/miring kiri/lengkung dan lingkaran.
  3. Menjiplak huruf
  4. Menulis huruf.

Kemudian diberlakukanlah metode pembelajaran bermain pasir pada siswa Tk Yunior kelompok A. Model pembelajaran bermain pasir ini meliputi kegiatan menggambar di atas pasir dan membentuk pasir menjadi model benda

Hasilnya, dari 10 anak yang belum mencapai 4 poin di atas, 5 anak sukses menguasai keterampilan motorik halus yang diharapkan–memegang pensil, membuat garis, menjiplak huruf, dan menulis huruf.

Manfaat bermain pasir untuk meningkatkan perkembangan motorik halus anak juga diungkapkan oleh Pratiwi dan Mas’udah (2017). Mereka meneliti bahwa 9 dari 16 siswa Pos PAUD Terpadu Melati, Surabaya, memiliki tingkat kemampuan motorik halus yang masih rendah, terutama kemampuan yang memegang pensil, membuat garis, membuat tulisan, dan mewarnai. 

Kedua peneliti tersebut kemudian menerapkan metode pembelajaran bermain pasir terhadap 16 anak usia 3-4 tahun di Pos PAUD Terpadu Melati. Kegiatan bermain pasir tersebut diwujudkan dengan aktivitas menggambar matahari dengan jari tangan di atas pasir dan membentuk bintang dengan cetakan di atas pasir.

Hasilnya, bermain pasir terbukti memiliki dampak yang cukup besar dalam meningkatkan perkembangan motorik halus anak usia 3-4 tahun. Hal itu ditunjukkan dari 16 anak yang terbukti mampu menyelesaikan tugas menggambar matahari dengan jari tangan di atas pasir dan mencetak pasir bentuk bintang dengan menekan pada cetakan secara mandiri.

Dengan kata lain, meski anak pulang dengan pakaian yang sangat kotor, bermain pasir membuat anak belajar dan melatih keterampilan motorik halusnya. Oleh karena itu penting bagi orang tua untuk memberi ruang anak untuk bermain, termasuk bermain pasir.

Referensi:

Cahyati, Nur. 2014. Pengelolaan Pembelajaran Melalui Bermain Pasir dan Air pada Sentra Bahan Alam di PAUD Lab School UNNES Kota Semarang. Belia 3 (2) (halaman 95-101)

Rufaida, Nenee & Reza, Muhammad._____. Penerapan Bermain Pasir untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus pada Anak Kelompok A TK Yunior Surabaya. Progam Studi PG-PAUD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya

Pratiwi, Nita Erliana & Mas’udah. 2017/ Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Melalui Kegiatan Bermain Pasir pada Anak Usia 3-4 Tahun di PPT “Melati” Surabaya. Jurnal PAUD Teratai. Volume 06 Nomor 01 Tahun 2017