Banyak pendapat yang mengatakan bahwa kecerdasan anak adalah bawaan dari kecerdasan seorang ibu. Benarkah demikian? Lalu, apa peran ayah dalam mencetak anak yang cerdas? Apakah hanya ibu pintar mencentak anak cerdas? Apakah ayah pintar tidak membuat anak cerdas?

Kabar ini ternyata bukan isu semata, melainkan kenyataan yang sudah teruji secara scientific. Seorang anak yang lahir mewarisi genetik dari kedua orang tuanya. Gen kecerdasan seorang anak dibawa melalui kromosom X yang dimiliki oleh kedua orang tuanya. Perempuan membawa dua kromosom X, sedangkan pria membawa satu kromosom X.

Maka dari itu, penelitian genetika yang sudah dilakukan tersebut menunjukkan bahwa pengaruh kromosom X dari ibu yang diwariskan kepada anak. Sementara kromosom X dari ayah “dinonaktifkan” karena jumlahnya lebih sedikit dari kromosom X perempuan.

Jika demikian, haruskan lelaki memilih wanita pintar untuk menjadi istrinya? Apa indikator pintar dan cerdas seorang perempuan yang dapat mencetak anak cerdas? Apakah wanita pintar itu harus punya gelar akademik banyak? Apakah nilai akademis perempuan harus tinggi?

Pahami Varian Kecerdasan Bawaan Manusia

Kita tidak adakan menelaah secara etimologis cerdas dan pintar dalam artikel ini. Kita hanya akan melihat sejumlah jenis kecerdasan yang sudah diyakini oleh para ahli. Hal ini lebih memudahkan kita untuk memahami bagaimana memilih wanita yang cerdas untuk menjadi istri dan ibu dari anak-anak nanti.

Kecerdasan Linguistik

Jenis kecerdasan ini mengacu pada kemampuan menggunakan kata-kata. Bukan berarti kecerdasan linguistik adalah orang yang memiliki gelar ahli bahasa, tapi orang dengan kecerdasan ini sangat peka dengan arti kata, urutan kata, bunyi, dan ritme.

Orang dengan kecerdasan linguistik akan sangat mudah mempelajari bahasa. Oleh karena itu, banyak orang yang dianugrahi kecerdasan linguistik mampu menggunakan atau menguasai banyak bahasa. Ekstrimnya, orang dengan kecerdasan linguistik mampu menjadi poliglot.

Orang-orang dengan kecerdasan linguistik juga memiliki karakteristik senang membaca dan menulis. Bahkan, orang dengan kecerdasan linguistik piawai dalam berdebat, menghafal informasi, maupun menganalisis suatu kalimat atau pesan yang kompleks.

Kecerdasan Intrapersonal

Jenis kecerdasan ini membuat orang peka terhadap perasaan yang dimiliki. Mereka mampu mengetahui keadaan emosi mereka dan memiliki tujuan yang jelas sejak dalam pikiran. Orang dengan kecerdasan intrapersonal sering menikmati relfleksi diri sendiri.

Oleh karena itu, kecerdasan intrapersonal sering diarahkan untuk menjadi terapis, konselor, atau psikolog. Kecerdasan intrapersonal tidak bisa dilihat dari angka-angka yang tertuang pada nilai akademis. Mereka bisa tampak memiliki kecerdasan intrapersonal saat banyak orang yang mengakui sosok kehadirannya di tengah lingkungan sosial.

Kecerdasan Logis

Jenis kecerdasan ini sering dikaitkan dengan orang yang pandai matematika. Hal ini karena kecerdasan logis didasari oleh logika penalaran dan analisis masalah secara logis. Orang dengan kecerdasan ini memiliki ketrampilan dalam memecahkan suatu masalah.

Selain itu, kecerdasan logis ini membuat orang yang memilikinya terlihat menonjol. Orang dengan kecerdasan logis cenderung memiliki prestasi akademik yang baik. Hal ini karena dunia akademik selalu menekankan penalaran daripada emosional.

Oleh karena itu, untuk mencari orang dengan jenis kecerdasan logis ini mungkin bisa mudah ditemukan pada orang-orang yang pandai di kelas. Mereka yang selalu mendapat ranking terbaik di kelasnya.

Kecerdasan Musikal

Jenis kecerdasan ini sangat mudah ditemui, yakni orang-orang yang piawai dalam bermusik. Orang yang memiliki kecerdasan musikal sangat peka terhadap nada, ritme, dan melodi. Oleh karena itu, orang dengan kecerdasan musikal mampu dengan mudah mempelajari alat musik.

Sama halnya dengan kecerdasa intrapersonal, jenis kecerdasan ini juga tidak dapat diukur dari angka-angka yang tertuang pada nilai akademisnya. Orang yang memiliki kecerdasan musikal harus diarahkan dengan baik pada jalur seni musik.

Kecerdasan Interpersonal

Jenis kecerdasan ini pandai memahami dan berinteraksi dengan orang lain. Orang dengan kecerdasan intrapersonal cenderung memiliki karakter ekstrovert, yakni sering bergaul dengan orang lain.

Orang dengan kecerdasan ini dapat berkomunikasi baik dengan lawan bicara dan terampil dalam komunikasi non-verbal. Mereka selalu hadir dalam setiap lingkungan sosial dan menjadi penengah dalam konflik sosial yang terjadi.

Oleh karena itu, orang dengan kecerdasan interpersonal ini sering diarahkan untuk menjadi manajer, ketua, negosiator, humas, maupun pekerjaan yang harus bertemu dengan orang lain. Namun, kecerdasan interpersonal ini juga sulit ditemukan jika hanya berpatok pada nilai akademis saja.

Kecerdasan Naturalistik

Jenis kecerdasan ini membuat orang suka dengan lingkungan, pengasuhan, atau hal-hal yang berkaitan dengan makhluk hidup lain. Biasanya, orang yang memiliki kecerdasan naturalistik memiliki minat belajar biologi, zoologi, hiking, atau hal-hal yang berkaitan dengan lingkungan.

Namun demikian, jenis kecerdasan naturalistik juga sulit ditemukan jika hanya melihat pada indikator prestasi akademik semata. Meskipun mereka tertarik dengan biologi, zoologi, botani, dan hal-hal yang berkaitan dengan lingkungan, tetapi belum tentu mereka tertarik dengan pelajaran-pelajaran tersebut.

Apakah Hanya Ibu Pintar yang Mencetak Anak Cerdas?

Meskipun penelitian menyatakan bahwa kromosom X perempuan lebih banyak dari pria, tetapi belum tentu ibu pintar mencetak anak cerdas. Ada banyak aspek yang mempengaruhi anak menjadi cerdas.

Kita sudah melihat bahwa ada berbagai jenis kecerdasan yang dimiliki oleh manusia. Kecerdasan linguistik, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan logis, kecerdasan musikal, kecerdasan interpersonal, dan kecerdasan naturalistik.

Masing-masing jenis kecerdasan memiliki aspek khusus yang menonjol dari kehidupan manusia. Aspek khusus tersebutlah yang sebenarnya perlu diasah untuk menciptakan kecerdasan bawaan itu lebih optimal.

Ibu pintar memang mencetak anak cerdas, tetapi jika kecerdasan dalam diri anak tidak diasah maka itu hanyalah isapan jempol belaka. Perlu adanya perlakuan khusus untuk mengoptimalkan kecerdasan itu. Ibu memang memiliki peran penting dalam memberikan gen kecerdasan pada anak, tapi ibu dan ayah juga memiliki peran yang sama agar kecerdasan bawaan yang dimiliki anak bisa optimal.

Apakah Lelaki Tetap Harus Memilih Perempuan Pintar Sebagai Istri?

Kita sudah memahami bahwa istri pintar mencetak anak cerdas. Hal itu sudah terbukti secara scientifik melalui penelitian genetika yang sudah dilakukan oleh para ahli. Tapi, apakah kemudian lelaki harus memilih perempuan pintar untuk dijadikan istri?

Jawabannya adalah IYA!

Seorang lelaki harus bisa memilih perempuan pintar untuk menjadi istrinya. Namun, perlu diingat bahwa pintar atau cerdas tidak diukur dari angka-angka yang tertuang pada nilai akademisnya perempuan.

Setiap orang memiliki kecerdasan bawaannya. Setiap jenis kecerdasan memiliki keunggulan atau potensi yang dapat ditonjolkan. Tapi, tidak semua kecerdasan bawaan itu diolah dengan baik oleh manusianya.

Maka dari itu, pilihlah perempuan yang cerdas mengolah kecerdasan bawaan mereka. Jangan lihat kecerdasan atau kepintaran itu dari prestasi akademiknya. Tapi, lihatlah kecerdasan atau kepintaran itu dari ways of life dan cara pandang hidup perempuan itu.