Halo kalian semua yang sudah memiliki penghasilan tetap. Apakah kalian ada yang bingung mau dikemanakan gaji kalian? Beli rumah atau mobil? Atau menabung untuk menikah? Atau masih berhasrat membahagiakan orang tua dengan membelikan barang-barang yang menurutmu bermanfaat?

Kalian yang baru mendapatkan pekerjaan dan gaji pasti saat ini sedang merasa happy karena keinginan kalian bisa terpenuhi. Setidaknya keinginan-keinginan kecil, sih. Kalau keinginan kalian membeli Ferarri mungkin artikel ini kurang cocok untuk kalian. Segeralah pindah ke lapak lain.

Artikel ini terinspirasi dari obrolan warung kopi di kalangan fresh worker. Obrolan dengan teman-teman dekat yang saling menanyakan pekerjaan, income bulanan, rencana pernikahan, hingga harga barang-barang hobi.

Ternyata masih banyak para fresh worker ini kebingunang untuk mengalokasikan pendapatannya. Banyak mereka yang mengalokasikan pendapatannya untuk masuk dunia kripto, tapi karena harga BTC anjlok kemudian banyak yang berhenti di tengah jalan.

Ada juga fresh worker yang berencana menyimpan uangnya untuk menyiapkan biaya pernikahan nanti. Banyak juga fresh worker yang baru mendapatkan gaji ini menghabiskan uangnya untuk barang-barang hobi. Tapi, fresh worker yang menarik perhatian kami adalah mereka yang sedang kebingungan untuk mengalokasikan gajinya untuk membeli rumah atau mobil.

Mobil Itu Penting, Harga Rumah Terlalu Mahal

Banyak pandangan bahwa mobil adalah kebutuhan primer. Punya mobil bukan berarti untuk sekadar bergaya, tetapi untuk mobilitas yang nyaman karena tidak kepanasan dan kehujanan. Banyak para fresh worker berfikir bahwa mobil itu lebih urgent daripada rumah.

Harga mobil masih mungkin diusahakan daripada harga rumah yang terlampau tinggi. Saat ini banyak mobil-mobil murah yang dijual. Mobil baru maupun mobil bekas. Harga mobil cukup affordable untuk fresh worker. Gaji 4 juta per bulan sudah bisa membawa pulang mobil baru!

Selain itu, harga rumah terlampau mahal jika pendapatan bulanan tidak lebih dari 10 juta rupiah. Kisaran harga rumah minimalis saat ini sudah mencapai 400 jutaan dengan luas bangunan hanya 100 m2. Belum lagi alokasi anggaran untuk membeli isi rumahnya. Bisa lebih dari 600 juta rupiah.

Pertimbangan harga membeli mobil atau rumah di kalangan fresh worker ini memang cukup unik. Terlebih lagi mereka yang masih single, bayangan untuk membeli rumah itu terlalu kompleks.

Selain itu, membeli mobil dirasa penting karena akses transportasi di Indonesia kurang mewadahi. Punya kendaraan pribadi adalah solusi untuk mempermudah mobilitas yang dibutuhkan. Punya mobil menjadi salah satu target utama banyak fresh worker saat ini.

Rumah Itu Penting, Tetapi Tidak Sekarang !

Hampir semua fresh worker berpendapat bahwa rumah itu penting. Terlebih lagi fresh worker lelaki, mereka merasa dituntut oleh norma sosial bahwa harus memiliki rumah untuk keluarganya. Seorang lelaki malu jika harus numpang di rumah istri!

Tapi, tidak semua fresh worker itu ingin segera menikah. Dengan kata lain, masih banyak dari mereka yang ingin fokus di pekerjaannya. Ya, fokus bekerja bukan berumah tangga!

Oleh karena itu, rumah bukanlah sesuatu yang mendesak dan harus diupayakan segera. Masih ada kos-kosan maupun kontrakan yang mereka anggap nyaman. Masih ada rumah orang tua yang masih terbuka pintunya untuk menyambut anaknya pulang bekerja.

Jadi Beli Rumah Atau Mobil?

Beli rumah atau mobil sebenarnya adalah pilihan sulit, khususnya bagi mereka yang masih fresh worker. Uforia seorang fresh worker adalah mendapatkan gaji dan mendapatkan harapan untuk berkarir.

Rumah maupun mobil sebenarnya bukan menjadi prioritas isu mereka. Tapi, survei 7 dari 10 fresh worker jomblo adalah membeli mobil. Tapi, 10 dari 10 fresh worker yang siap menikah memilih untuk membeli rumah terlebih dahulu daripada mobil. Hidup bersama mertua katanya tidak nyaman!

Kalian sebagai fresh worker mungkin malah belum memiliki bayangan untuk membeli rumah atau mobil. Mungkin kalian masih berfikir update gawai baru yang lebih nyaman untuk bermain game. Mungkin kalian lebih memilih membeli laptop mahal untuk editing. Atau mungkin kalian memilih untuk mengalokasikan pendapatan untuk investasi jangka panjang.

Jadi, keputusan yang diambil pasti memiliki latar belakang tersendiri. Apapun alasan yang melatarbelakangi untuk mengalokasikan pendapatan bulanan, kalian tetap harus mengalokasikan sedikit pendapatan kalian untuk bersedekah atau membantu orang lain. Dan, alokasikan sedikit pendapatan bulanan kalian untuk kalian simpan jika sewaktu-waktu dibutuhkan.