Seperti apa bentuk menyucikan diri dengan ritual padusan? Di berbagai tempat dan budaya, mandi merupakan sebuah kebutuhan dan keharusan manusia. Secara gamblang, mandi bertujuan untuk membersihkan diri dari kotoran yang menempel di tubuh. Selain membersihkan tubuh, mandi juga menjadi salah satu indikator kesehatan mental seseorang. Masih adanya kepedulian seseorang akan kebersihan dirinya sendiri atau personal hygiene menandakan bahwa orang tersebut masih sehat secara mental.

Setelah mandi, badan akan lebih segar dan pikiran akan lebih jernih. Dengan wajah dan tubuh yang bersih dan wangi, interaksi sosial juga akan lebih lancar terjadi. Dengan kata lain, kebersihan diri juga menjadi sebuah tuntutan norma sosial. Orang yang tidak menghiraukan kebersihan dirinya dan tidak mandi hingga berhari-hari akan dijauhi oleh orang lain karena terlihat kotor, kusam, dan bau.

Masyarakat Jawa memiliki banyak tradisi yang memiliki tujuan untuk membersihkan atau menyucikan diri, contohnya seperti tradisi siraman sebelum ijab kabul dan tradisi padusan guna menyambut bulan suci Ramadhan.

Padusan dalam rangka menyambut bulan Ramadhan

Seperti kita ketahui, masyarakat Jawa merupakan masyarakat adat yang memiliki ratusan tradisi dengan ratusan maksud dan makna. Padusan adalah salah satunya.

Padusan berasal dari kata adus dalam bahasa Jawa, yang artinya mandi. Sederhananya, ritual mandi untuk menyucikan diri dengan padusan dimaksudkan agar dapat menjalani ibadah di bulan suci Ramadhan dalam kondisi lahir dan batin yang bersih dan suci juga.

Layaknya tradisi turun-temurun lainnya, padusan juga diyakini sebagai warisan budaya peninggalan leluhur yang dilestarikan terus hingga saat ini. Padusan sendiri merupakan satu dari sekian rangkaian ritual yang dilakukan masyarakat Jawa guna menyambut bulan Ramadhan. Biasanya padusan dilaksanakan sehari sebelum memasuki bulan Ramadhan.

Menyucikan diri dengan padusan

Meskipun saat ini padusan hanya bersifat seremonial atau dilaksanakan hanya sebagai upacara formal oleh kalangan tertentu, masih ada beberapa orang yang melaksanakannya. Selain sebagai sarana ritual menyucikan diri, padusan juga memiliki fungsi rekreasi bagi sebagian orang.

Padusan biasanya dilakukan dengan berendam di kolam mata air dengan air yang mengalir dan jernih. Awalnya, padusan memiliki tujuan untuk menyucikan diri serta sebagai momen perenungan dan introspeksi diri. Namun sekarang ini, padusan mulai mengalami pergeseran makna.

Karena ditujukan untuk momen perenungan dan introspeksi diri, padusan awalnya dilakukan sendirian dan di tempat yang sepi. Namun sekarang padusan dilakukan secara beramai-ramai dan di tempat yang penuh sesak dengan pelaku padusan lainnya. Tempat-tempat padusan pun kini menjadi lokasi pariwisata yang dikunjungi oleh banyak wisatawan lokal maupun mancanegara.

Manfaat padusan selain penyucian diri

Saat ini, padusan—tradisi maupun lokasinya—menjadi komoditas pariwisata yang cukup laris. Kendati demikian, pergeseran makna ini tidak bisa sepenuhnya dianggap buruk. Dengan ditonjolkannya ritual padusan tiap sebelum bulan Ramadhan, terdapat banyak manfaat yang dirasakan. Tak hanya oleh pelaku padusan, namun juga oleh masyarakat lainnya. Dengan diadakannya tradisi padusan secara masif, masyarakat yang belum mengenal padusan jadi mampu melihat betapa kaya dan beragamnya tradisi dan adat istiadat masyarakat Jawa selain untuk menyucikan diri.

Salah satunya ialah 4 poin yang disampaikan oleh Kepala Disparbudpora, Drs Pantoro, yang juga berperan sebagai Ketua Panitia Padusan yang dilaksanakan di Klaten pada Mei 2019 lalu. Menurutnya, selain memfasilitasi masyarakat Klaten yang hendak menyucikan diri sebelum bulan Ramadhan, padusan juga dapat mempromosikan destinasi wisata, membuka peluang usaha untuk masyarakat sekitar, juga menjadi wujud komitmen pemerintah setempat dalam melestarikan budaya lokal.

Jadi, apapun tujuannya, tradisi masyarakat Jawa semacam padusan ini kembali memiliki banyak makna dan manfaat. Selain sebagai sarana menyucikan diri, padusan juga bisa menjadi opsi rekreasi keluarga yang mengasyikkan dan penuh makna. Seperti apa penerapan padusan di tempat tinggal Anda?

Referensi

KOMINFO PemKab Klaten. (2019, Mei 6). TRADISI PADUSAN, SIMBOL PEMBERSIHAN DIRI MENYAMBUT BULAN PENUH BERKAH. Diambil kembali dari klatenkab.go.id

K-SB. (2019, Oktober 31). Padusan Tradisi Penyucian Diri Masyarakat Jawa. Diambil kembali dari Indonesia.go.id

Widyawati, R. (2019, Mei 4). Mengenal Padusan, Tradisi Masyarakat Jawa untuk Menyambut Bulan Ramadan. Diambil kembali dari Tribun Travel