Mengasuh anak setelah bercerai tentunya penuh dengan tantangan, layaknya mengurus layangan yang putus. Baru-baru ini media sosial dihebohkan dengan kisah yang berjudul Layangan Putus. Kisah ini pertama kali diunggah oleh sebuah akun Facebook bernama Mommi Asf. Dalam kirimannya, penulis mengisahkan tentang perjalanan rumah tangganya hingga ditinggalkan suaminya ibarat layangan putus. Secara garis besar, kisah tersebut menceritakan kisah seorang ibu yang harus membesarkan 4 anaknya setelah diceraikan oleh suaminya.

Melalui postingannya, Mommi Asf menuturkan bahwa semula rumah tangganya baik-baik saja. Bahkan bisa dibilang nyaris sempurna. Suaminya yang ia sebut sebagai Mas Arif adalah sosok yang tampan, saleh, dan berkecukupan. Dari pernikahannya dengan Mas Arif, Mommi Asf dikaruniai 5 orang anak, namun anak bungsunya meninggal saat masih bayi.

Rumah tangga yang harmonis tersebut mulai menjumpai masalah ketika Mas Arif tiba-tiba menghilang pada tahun 2011. Bahkan sang suami sama sekali tidak bisa dihubungi sampai tahun 2018. Singkat cerita, hati Mommi Asf dibuat hancur setelah mendapati ternyata suaminya telah menikah lagi. Pada akhirnya, Mommi Asf memutuskan untuk menjanda dan mengurus 4 anaknya sendiri.

Terlepas dari benar atau tidaknya kisah tersebut, tentu kondisi seperti itu sangat sulit bagi seorang ibu seperti Mommi Asf. Terlebih lagi, kini ia berperan sebagai orang tua tunggal. Tentu saja kondisi seperti itu membuat tanggung jawab mengasuh anak semakin menantang dan memberikan tantangan bercerai yang memberatkan. Namun, kondisi itu bukanlah alasan untuk tidak membesarkan anak dengan cara yang baik.

Setidaknya masih ada cara bagi para orang tua tunggal agar bisa tetap membesarkan anak-anaknya dengan baik. Berikut cara-caranya.

Beri anak penjelasan agar ia mengerti tantangan yang dihadapi setelah bercerai

Orang tua boleh saja menjelaskan secara terbuka tentang perceraiannya kepada anaknya. Namun, orang tua juga harus menggunakan kata-kata yang sederhana yang bisa dipahami oleh anak sesuai usianya. Biarkan anak memahaminya secara perlahan seiring dengan pertumbuhan anak.

Saat anak sudah mulai besar kemudian bertanya mengenai penyebab perceraian suami istri, maka jelaskanlah dengan cara yang baik. Orang tua tidak boleh saling menjelekkan atau menjatuhkan martabat mantan di hadapan anak-anak. Sampaikan dengan halus, jujur, dan mudah dipahami.

Minta bantuan kerabat atau professional

Sebelum bercerai, mungkin Anda memiliki lebih banyak waktu untuk mengurus anak-anak di rumah. Namun setelah bercerai kini sebagian waktu Anda terbagi juga untuk mencari nafkah dan menjadi tantangan baru. Dengan kondisi seperti itu, ada baiknya untuk meminta bantuan kerabat seperti kakek, nenek, atau paman untuk menjaga anak-anak pada saat Anda sedang bekerja.

Ketika meminta bantuan kerabat, pastikan Anda telah mendiskusikan dengan kerabat tentang bagaimana biasanya Anda mengasuh anak. Selain itu, diskusikan juga dengan kerabat mengenai cara yang baik untuk menjelaskan mengenai kondisi orang tua, karena selain kepada orang tua, anak juga sering menanyakan status orang tuanya kepada kerabat dekat seperti kakek, nenek, paman atau bibinya.

Jika tidak memungkinkan untuk meminta bantuan pada kerabat, Anda juga bisa meminta bantuan baby sitter menjaga anak-anak saat Anda sedang bekerja.

Tetap lakukan rutinitas keluarga seperti sebelum bercerai

Perceraian orang tua sering membuat anak kehilangan rutinitas yang biasa lakukan. Waktu bersama keluarga akan terasa berbeda, karena tidak adanya salah satu orang tua

Anak yang masih kecil dan belum mengerti tentang perceraian sebaiknya diperlakukan seperti biasa. Jangan sampai anak merasa kehilangan salah satu sosok orang tuanya. Siapapun yang memiliki hak asuh anak dalam perceraian sebaiknya tetap saling bekerja sama dalam mengasuh. Buat jadwal pertemuan seminggu sekali untuk menghabiskan waktu bersama anak dan mantan istri/suami.

Terapkan pola asuh co-parenting untuk menghalau tantangan bercerai

Pola asuh co-parenting menuntut kedua orang tua tetap berperan aktif dalam mengasuh anak, meski keduanya bukan pasangan suami istri lagi.

Untuk menjalankan pola asuh co-parenting ada beberapa hal yang perlu Anda lakukan. Pertama, kesampingkan perasaan Anda dan fokuslah pada kepentingan anak. Tentu tidak mudah untuk mengesampingkan perasaan Anda. Apalagi jika perceraian diwarnai dengan pertikaian. Sangat wajar jika Anda masih menyimpan rasa sakit hati akibat proses perceraian. Carilah pelampiasan emosi negatif , seperti curhat dengan teman atau keluarga, berolahraga, dan menjalani hobi.

Kedua, perbaiki komunikasi dengan mantan. Perlakukan mantan layaknya rekan bisnis dalam usaha mengasuh anak. Jaga agar komunikasi tetap sopan, netral, dan menjadi pendengar yang baik. Anda bahkan diperbolehkan berkomitmen untuk berkomunikasi secara rutin dengannya. Namun, pastikan komunikasi tersebut terbatas pada kepentingan anak saja.

Ketiga, bekerjasamalah sebagai satu tim. Jangan ragu untuk membagi tanggung jawab dengan mantan, seperti siapa yang harus mengantarkan anak ke sekolah dan siapa yang harus menjemputnya. Jika perlu buatlah jadwal menjaga anak secara bergantian dengan mantan. Membuat jadwal menjaga anak dengan mantan juga dapat membantu Anda dalam menjalani aktivitas di luar mengasuh anak. Usahakan untuk mengambil keputusan bersama dengan mantan mengenai hal penting, seperti pendidikan dan kesehatan anak.

Yang terakhir, bantu anak untuk menjalani transisi kehidupan di dua rumah. Misalnya saat anak akan tinggal di tempat mantan, ingatkan sejak beberapa hari sebelumnya atau bantu anak mengepak barangnya, terutama untuk anak yang lebih kecil. Saat anak akan kembali ke rumah Anda, usahakan membuat rutinitas khusus, misalnya menyiapkan makanan kesukaan anak.

Perceraian memang memutuskan ikatan antara suami dan istri. Namun perceraian tidak akan pernah memutuskan ikatan antara orang tua dan anak. Jangan sampai karena perceraian, orang tua yang mendapatkan hak asuh malah menghalangi anak-anaknya untuk mendapatkan kasih sayang dari salah satu orang tuanya. Bagaimanapun juga, perceraian bukan berarti melepas tanggung jawab orang tua dalam mengasuh anak.

Referensi:

Tribunnews. Viral Kisah Layangan Putus, Cerita Lengkap hingga Klarifikasi Ricky Zainal: Maaf Membuat Keributan

Wijono, Sara Elise. Mengenal Pola Asuh Co-Parenting untuk Pasangan Bercerai. Klikdokter.com