Mendidik anak pada hakikatnya harus disesuaikan dengan fitrah anak, yakni sesuai dengan kondisi anak, menggunakan konsep dan metode yang tepat, serta memiliki kejelasan target yang berorientasi pada kualitas dengan tidak Iepas dari penanaman moral dan budi pekerti yang Iuhur sesuai dengan kaidah agama. Anak pada usia dini diibaratkan sebagai kertas putih polos yang akan menjadi permulaan dalam mengukir masa. Berbagai metode pendidikan ditawarkan untuk para orangtua yang anaknya akan memasuki usia sekolah. Salah satu metodenya adalah metode Montessori PAUD.

    Pola pendidikan yang tidak tepat akan berimbas buruk kepada pembangunan karakter anak di masa yang akan datang. Hal ini patut kita waspadai sebelum segalanya terlambat. Metode pendidikan ala barat yang dalam hal ini di contohkan dengan metode pendidikan Montessori akan menjadi lebih sempurna apabila kita padukan dengan metode pendidikan berbasis Islam.

Pola pendidikan Montessori ini sesungguhnya telah jauh-jauh disebutkan di dalam al-Quran, yakni dimana prinsip yang paling utama ialah mendidik sebaik-baiknya, serta persamaan-persamaan aspek lainnya bisa dilihat melalui beberapa tahapan setelahnya.

Mengenal Metode Montessori, Prinsip Dasar, Pengajaran, dan Penerapannya

    Montessori adalah metode pendidikan yang didasari pada aktivitas kesadaran diri sendiri, pembelajaran langsung, dan permainan kolaboratif. Selain itu, anak-anak didorong membuat pilihan kreatif dalam pembelajaran mereka, sementara para guru menawarkan kegiatan yang sesuai dalam memandu prosesnya.

Menurut Lesley Britton dalam Montessori Play and Learn, Maria Montessori mendapatkan gagasan tentang bagaimana menangani dan mendidik dari hasil pengamatannya pada anak-anak dalam tahap perkembangan yang berbeda-beda. Juga pengamatan terhadap anak-anak dari kebudayaan yang berbeda-beda.

    Menurut pengamatannya, semua anak memiliki pikiran yang mudah menyerap informasi, semua anak ingin belajar, semua anak belajar melalui bermain atau melakukan sesuatu, semua anak melewati beberapa tahap perkembangan, dan semua anak ingin menjadi mandiri.

    Prinsip dasar dari metode ini yaitu pendekatan perorangan dalam belajar, kombinasi pendidikan akademik dan sosial, memupuk rasa keingintahuan anak, dan mereka didorong untuk berani melakukan eksplorasi, konsep abstrak yang dipresentasikan secara nyata, serta ketrampilan dan rutinitas yang diajarkan di sekolah akan diterapkan anak dalam kehidupannya sehari-hari hingga dewasa.

    Metode Montessori PAUD mengajarkan 5 bidang utama, yang pertama yaitu kemampuan berbahasa, anak-anak dilatih untuk berkomunikasi didepan banyak orang, dengan cara bernyanyi, bercerita, bahkan presentasi kecil disetiap minggunya. Kedua matematika, matematika pada PAUD yaitu mengenal ukuran, bentuk suatu benda, dan pastinya mengenal angka. Ketiga budaya, disini anak-anak akan diajarkan tata krama, sopan santun, mencuci tangan sebelum makan, berdoa sebelum melakukan suatu kegiatan, dan lain-lain. Keempat yaitu sensorik, anak-anak akan diperkenalkan dengan alat maupun mainan yang melatih indra sensorik seperti kacang-kacangan, pasir, dan sebagainya. Terakhir yaitu kehidupan sehari-hari, contohnya yaitu anak-anak akan diminta memakai sepatu, membawa piring dan gelas, maupun merapikan isi tas mereka, menyiram tanaman dan juga menanamkan sikap cinta alam dan lingkungan pada balita.

Apa Bedanya Metode Montessori dengan Metode Lainnya?

    Pada dasarnya, metode pendidikan ini hampir serupa dengan sistem reguler, karena masih melibatkan peran murid dan guru. Namun, di sekolah reguler, semua pelajaran yang diajarkan berdasarkan kurikulum, sehingga mau tak mau anak-anak dipaksa untuk mengerti semua hal yang diajarkan. Sedangkan di sekolah yang menerapkan metode pendidikan montessori, anak-anak diajarkan untuk mandiri.

Dengan metode montessori, anak-anak akan belajar melakukan sendiri kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan sehari-hari, seperti merapikan tempat tidur, mencuci piring sehabis makan, mengancing baju sendiri dan lain-lain. Tidak hanya itu, anak-anak yang belajar dengan metode montessori juga akan bermain dengan aneka permainan yang mendidik.

Konsep Kebebasan dalam Montessori dengan Konsep Fitrah pada Anak dalam Islam

    Montessori PAUD menekankan kepada kebebasan atau freedom. Metode ini tentu saja sejalan dengan apa yang tertuang dalam al-Quran dan al-Hadits yang merupakan landasan dan pedoman umat Islam, khususnya dalam mendidik anak-anak. Anak merupakan amanat dari Allah SWT yang harus kita jaga sebaik-baiknya. Mendidik anak bukan semata-mata kewajiban guru-guru di sekolah, namun terlebih utama kewajiban dari kedua orang tua untuk selalu memastikan anak-anak mendapatkan pendidikan yang berkualitas sesuai dengan kaidah dan ajaran agama.

    Dalam pendidikan Montessori, kebebasan merupakan hal yang paling utama. Mendidik anak tidak boleh memaksakan anak ketika ingin belajar sesuatu. Kebebasan bisa diartikan sebagai pemberian ruang kepada anak untuk dapat memilih aktivitas belajar yang mereka inginkan tanpa adanya tekanan dan paksaan dari siapapun.

Anak akan belajar sesuai dengan tahapan dan perkembangan mereka sendiri. Mereka juga senantiasa diberi pilihan untuk melakukan hal yang mereka sukai ataupun tidak. Perkembangan antara satu anak dengan yang lainnyapun akan berbeda sesuai dengan tahapan perkembangan mereka masing-masing.

Tentu saja di dalam al-Quran telah dijelaskan bahwasanya dalam mendidik anak harus sesuai dengan fitrahnya. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Qs. Ar-Ruum: 30 yang dimana diterangkan bahwa Allah telah menciptakan manusia menurut fitrah itu.

Materi Montessori dengan Konsep Proses Pembelajaran Hidup dalam Islam

    Tujuan dari penggunakaan benda-benda dan alat-alat bermain yang di gunakan pada pola pendidikan Montessori ialah bukan semata-mata untuk mengajarkan anak tentang keterampilan namun sesuai dengan kebutuhan internal anak. Benda-benda dan alat-alat permainan merupakan sarana yang bisa digunakan bagi anak untuk membantu dalam menemukan cara bagaimana mereka bisa berkonsentrasi kepada sesuatu hal.

Anak dididik untuk menemukan cara belajar mereka sendiri melalui bantuan alat-alat di sekitar mereka. Di dalam al-Quran surat An-Nahl ayat 78 Allah SWT berfirman yang artinya; “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur”.

Berdasarkan ayat tersebut bisa kita pelajarai sesungguhnya anak dilahirkan dalam keadaan yang lemah dan tak berdaya. Lambat laun mereka tumbuh dan berkembang sesuai dengan fase perkembangan masing-masing.

    Kolaborasi yang dihasilkan dari kedua metode pembelajaran ini ialah akan membentuk karakter anak menjadi karakter yang kreatif, tangguh, fokus dalam mencapai tujuan, serta tidak mudah putus asa. Anak akan belajar tahap demi tahap, dibantu oleh orang di sekelilingnya dan interaksi dengan benda-benda dan alam.

Kemampuan mereka kian hari kian bertambah dan pada akhirnya mereka bisa beradaptasi dengan lingkungan. Mereka akan tumbuh menjadi sosok yang pandai dan mampu bertahan hidup melalui sebuah proses pembelajaran yang telah mreka lalui sendiri.

    Dapat disimpulkan jelaslah bahwa pada dasarnya seorang anak itu telah membawa fitrah beragama, dan kemudian bergantung kepada para pendidiknya dalam mengembangkan fitrah itu sendiri sesuai dengan usia anak dalam pertumbuhannya.

Agama merupakan dasar utama dalam mendidik anak. Orang tua dan guru yang harus mendampingi anak dalam proses tumbuh kembang mereka. Mengambil referensi metode pendidikan barat seperti Montessori PAUD tidak ada salahnya apabila konsep tersebut bisa diterapkan pada balita, namun tetap berlandaskan kepada ajaran Islam dan sesuai tuntunan Nabi Muhammad SAW.

Kontributor penulis: Riris Novita Sari