Sejak berada dalam kandungan, bayi sudah terbiasa menghisap jari. Jika Anda pernah melihat gambar ultrasound bayi ketika dalam kandungan, pasti Anda pernah melihat bayi melakukan hal tersebut. Ketika sudah lahir pun bayi kerap menghisap ibu jarinya. Tidak jarang orang tua mengkhawatirkan hal ini dan mencoba untuk menghentikan bayi menghisap jarinya. Terkadang beberapa orang tua mengenakan sarung tangan pada bayi mereka agar ia tidak terus menerus menghisap jari.
Lalu apakah kekhawatiran ini wajar? Apakah bayi perlu dibatasi dari kegiatan menghisap jari? Apakah ada bahaya dari bayi menghisap jempolnya? Ataukah itu cuma isapan jempol belaka?
Sebelum melarang bayi menghisap jempol, ada baiknya orang tua paham dulu mengapa bayi melakukan hal tersebut. Bagi sebagian besar bayi, aktivitas menghisap jempol sudah dilakukan sejak bayi berumur beberapa minggu. Sejatinya, kegiatan menghisap jempol adalah hal yang natural bagi bayi yang baru lahir, dan Anda tidak perlu khawatir.
Bayi menghisap jari karena gerak refleks
Salah satu alasannya ialah munculnya gerakan refleks bayi. Sebelum bayi mengembangkan kemampuan motorik kasar mereka, bayi dianugerahi dengan kemampuan refleks. Kemampuan refleks ini adalah gerakan bayi yang terjadi secara spontan untuk merespon rangsangan tertentu. Beberapa gerakan refleks bayi antara lain ialah:
- Refleks bayi mencari puting sang ibu atau dot botol susu,
- Refleks bayi meregangkan tangan dan kakinya saat tersentak,
- Refleks bayi menggenggam apapun yang diletakkan di telapak tangan mereka,
- Refleks bayi mencoba berjalan saat didirikan di atas permukaan yang rata, serta
- Refleks bayi menghisap ketika dinding atas mulutnya tersentuh.
Gerakan-gerakan refleks ini hadir sebagai sokongan bayi bertahan hidup, yang nantinya akan digantikan oleh gerak motorik kasar seiring bayi tumbuh dan berkembang. Umumnya, gerakan refleks ini akan mulai memudar di usia 5-7 bulan. Karena adanya gerakan refleks menghisap ini, bayi mampu makan dan minum.
Selain itu, bayi juga cenderung menghisap jari mereka untuk menenangkan diri. Terkadang seusai menyusui, bayi masih merasa butuh menghisap selain ASI. Itulah latar belakang ditemukannya alat dot bayi, yakni untuk memenuhi kebutuhan bayi satu ini. Anda bisa saja menyediakan dot untuk bayi guna memenuhi kebutuhan menghisap bayi, namun penggunaan dot sendiri memiliki efek buruk bagi bayi.
Menurut beberapa peneliti, penggunaan dot bayi yang berlebihan dapat menyebabkan infeksi telinga dan keterlambatan dalam perkembangan anak berbicara. Jempol adalah benda teraman, terdekat, dan paling familiar untuk digunakan bayi sebagai pemuas naluri menghisapnya.
Pentingnya refleks menghisap jari
Refleks menghisap ini penting bagi bayi terutama untuk menyusui dan memenuhi asupan nutrisinya. Dalam menyusui, gerakan refleks bayi yang berperan besar adalah refleks mencari puting (rooting) serta refleks menghisap (sucking). Bayi akan menggunakan refleks rooting terlebih dahulu untuk mencari puting ibu atau dot botol susu. Kemudian setelah puting atau dot itu sudah masuk ke mulut, refleks menghisap bayi akan mengambil alih dan bayi akan mulai menyusui.
Di usia balita, Anda tidak perlu mengkhawatirkan bayi menghisap jari terlalu sering. Sebagai orang tua, Anda cukup memastikan jari si bayi selalu dalam keadaan bersih dan bebas dari bakteri ataupun kuman. Biasanya, bayi akan berhenti menghisap jari secara perlahan di usia 4-6 tahun. Namun jika bayi terlihat sulit menghentikan kebiasaannya di usia tersebut, Anda bisa mencoba mengalihkan kebiasaannya itu dengan cara menarik dot-nya atau memberikan bayi benda lain untuk mengalihkan fokusnya, seperti boneka atau mainan lainnya.
Referensi
Chertoff, J. (2018, January 2). What Is Rooting Reflex? (K. Gill, Editor) Diambil kembali dari healthline
Marcin, A. (2018, January 4). What Is Sucking Reflex? (K. Gill, Editor) Diambil kembali dari healthline
Murkoff, H. (2018, July 18). Thumb-Sucking Baby: Is It Okay for Newborns to Suck Their Thumbs? Diambil kembali dari What To Expect