Halo para lelaki kuat, kalian pasti sering mengalami kejadian istri marah, ya? Kami tahu karena kita sama sehingga tulisan ini akan membantu mewakili perasaan kalian. Istri marah saat suami kaluar rumah adalah hal yang sering terjadi di kalangan pasutri yang baru memiliki anak kecil.
Artikel yang bersifat personal ini sebenarnya hasil dari penelaahan fenomena general suami yang dimarahi istri. Faktanya, sebuah statement salah seorang istri dari teman kami mengutarakan kecenderungan istri marah kepada suami saat keluar rumah karena adanya perasaan istri yang ditinggalkan suami.
Istri dengan segudang tanggungjawab moral dan stigma sosial bahwa harus mengurus rumah membuatnya merasa banyak pekerjaan di rumah. Pekerjaan rumah yang tidak kunjung usai membuatnya merasa kehilangan waktu untuk me time dan melepas penat. Di sisi lain, ia harus melihat suaminya bisa keluar rumah tanpa perasaan ada beban pekerjaan di rumah.
Komunikasi pasutri yang kurang baik mengaburkan hak dan tanggungjawab peran dalam keluarga. Semua istri merasa tanggungjawab mengurus rumah dibebankan kepada istri saja.
Istri Sering Marah Saat Anak Sekolah dari Rumah
Biasanya, istri yang sering marah saat anak harus sekolah dari rumah adalah istri yang memiliki pekerjaan atau mereka yang memutuskan untuk menjadi wanita karir. Dengan kata lain, istri merasa memiliki beban bersamaan untuk menyelesaikan pekerjaan kantor dan menemani anak belajar secara bersamaan.
Terlebih lagi bagi mereka yang anaknya masih balita. Biasanya sekolah (baby school atau daycare) adalah salah satu upaya untuk mereduksi beban tetapi karena kebijakan pemerintah untuk PPKM mengharuskan semua orang bekerja dari rumah dan belajar dari rumah. Alhasil, upaya mereduksi beban tersebut tidak terfasilitasi sehingga memunculkan stres yang cukup berat.
Di saat yang bersamaan, suami yang seharusnya bekerja dari rumah dan berbagi peran untuk mengurus anak yang school from home malah keluar rumah dengan berbagai alasan. Alhasil, hanya ibu dan anak yang ada di rumah. Istri marah pada suami menjadi pelampiasan untuk mereduksi beban yang dipikul.
Biasanya istri yang bekerja di kantor dengan segudang pekerjaan dan anak-anak yang berada di sekolah untuk bermain dan belajar bersama teman-teman harus berkumpul dalam satu rumah untuk menjalankan aktivitas rutin sebelum PPKM diberlakukan. Stres menjadi hal yang wajar dong!
Suami Tidak Peka Sehingga Membuat Istri Naik Pitam
Menurut ungkapan dari responden kami, seorang istri bisa marah kepada suami karena ketidakpekaan suami terhadap tanggungjawab rumah. Konsep lelaki mencari nafkah tidak sepenuhnya berlaku saat kebijakan PPKM dari pemerintah ini berlaku.
Ada banyak pekerjaan rumah yang biasanya selesai di tangan istri sendiri tetapi saat PPKM itu sulit terjadi. Mereka harus mencuci baju dan piring, memasak untuk anak dan suami, menyapu dan mengepel lantai, menyelesaikan pekerjaan kantor di rumah, sekarang ditambah menemani anak belajar dan bermain dari rumah karena PPKM.
Di sisi lain, suami merasa PPKM adalah kebijakan sementara dari pemerintah untuk mereduksi penyebaran virus covid-19 yang semakin marak. Para suami tidak melihat bahwa kebijakan PPKM ini berdampak hingga ranah domestik keluarga. Alhasil, ketidakpekaan suami ini membuat istri sering marah-marah jika suami tidak peka jika hanya fokus cari nafkah dan tidak membantu pekerjaan rumah.
Dampak Kebijakan Pemerintah di Sektor Keluarga
Kebijakan pemerintah untuk PPKM saat pandemi ini memang menjadi salah satu solusi yang bisa pemerintah ambil. Hanya saja, kebijakan pemerintah tersebut tidak sampai memperhitungkan dampak sosial dan psikologis keluarga.
Tidak ada yang salah dengan kebijakan PPKM, hanya saja kebijakan tersebut memiliki dampak besar dalam hubungan psikologis keluarga. Biasanya orang tua yang memutuskan untuk menitipkan anak balitanya di baby school atau daycare adalah salah satu cara untuk meringankan beban pekerjaan mereka.
Sekolah anak menjadi salah satu solusi untuk mengoptimalkan pekerjaan orang tua yang memiliki pekerjaan. Tapi, kebijakan PPKM yang membuat semua orang harus melakukan semua rutinitas dari rumah berdampak pada manajemen waktu, pikiran, dan tenaga.
Pasutri yang memiliki komunikasi baik mungkin bisa mencari cara untuk bergiliran menemani anak belajar dan bermain di rumah. Tapi, pasutri yang memiliki komunikasi dan kepekaan yang kurang akan membuat prahara rumah tangga muncul. Tidak mudah untuk bisa bekerja dari rumah sembari menemani anak bermain dan belajar. Tapi, tidak sulit juga sebenarnya untuk komunikasi dengan pasangan dalam menghadapi PPKM ini.
Semua tergantung kepekaan dari pasangan. Lalu, bagaimana dengan kalian? Apakah pasanganmu bisa diajak berbagi pekerjaan dan peran saat PPKM ini?