Mengajarkan sikap jujur pada anak sejak dini itu penting. Tidak ada satupun orang yang suka dibohongi, namun banyak orang yang tidak siap menerima kenyataan. Banyak orang tua ingin anaknya selalu bersikap jujur, namun kebanyakan dari mereka biasanya malah marah setelah mendengar kebenaran yang keluar dari mulut anak.
Maka, tidak mengherankan jika anak kemudian takut berkata jujur dan memulai kebiasan berbohong untuk menyelamatkan diri dari amarah orang tua. Orang tua pun kemudian menjadi panik layaknya kambing kebakaran jenggot, ketika tahu anaknya berbohong.
Sebenarnya tidak perlu diajari pun, hati nurani anak yang masih polos akan selalu menuntunnya pada nilai-nilai kejujuran. Biasanya justru orang dewasa yang berlaku tidak jujur sehingga menjadi contoh yang kurang baik bagi anak. Tidak bisa dipungkiri bahwa penanaman nilai-nilai moral pada anak berawal pada lingkungan keluarga. Anak belajar dengan cara melihat dan mencontoh tindakan-tindakan yang dilakukan oleh orang tuanya.
Menurut Nina Chen, seorang Human Development Specialist dari University of Missouri Extension, anak-anak memperlihatkan kebiasaan berbohong ketika menginjak usia prasekolah, yakni usia sekitar 3-6 tahun.
Lalu apa yang harus orang tua lakukan agar dapat menjadi teladan dalam memegang teguh nilai-nilai kejujuran?
Menjadi Panutan
Sangat aneh bila Anda menginginkan anak untuk tidak berbohong, sementara Anda sendiri juga tidak bersikap jujur. Hindari berbohong sedikit apa pun di depan anak, bahkan kebohongan yang ditujukan untuk maksud “baik”.
Misalnya saja, saat anak sakit dan harus meminum obat yang rasanya sangat pahit, jangan pernah mengatakan bahwa obat itu rasanya enak. Katakan saja kalau rasanya memang pahit, tapi dia akan sembuh dan bisa bermain lagi kalau mau minum obat.
Selain itu jangan pernah menyepelekan janji pada anak. Anda sendiri pasti sangat mengerti bagaimana rasanya ketika seseorang mengingkari janji. Bilangnya mau sehidup semati, eh ternyata malah menikah dengan orang lain. Rasanya pasti sakit sekali. Hal yang sama juga dirasakan oleh anak.
Saya mengerti jika akhir pekan adalah saat yang tepat untuk bermalas-malasan, setelah sepekan bekerja keras. Namun jika sebelumnya Anda sudah berjanji untuk mengajak anak bermain di taman, lawanlah rasa malas itu untuk menepati janji Anda.
Hargai sikap jujur anak
Nina Chen mengungkapkan bahwa salah satu alasan mengapa anak berbohong adalah karena dia takut. Mereka khawatir jika berkata jujur akan mendapatkan hukuman atau membuat orang tuanya marah. Sebagai orang tua, kadang kita sering cepat marah saat mendengar pengakuan anak yang baru saja merusak perkakas di rumah. Padahal perkakas yang rusak masih bisa dibeli lagi, sementara karakter anak yang rusak akan sulit untuk dikembalikan seperti semula.
Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk menghargai pengakuan jujur anak, meski itu sangat berat. Tidak masalah untuk mengakui jika Anda marah, tapi jangan berteriak, apalagi memukul. Peluklah dia, dan ucapkan terima kasih karena telah berkata jujur.
Tanggapan yang positif dari sikap jujur anak, akan membuatnya percaya diri dan tidak takut untuk berkata jujur lagi. Tentu saja menghargai sikap jujur anak memang tidak mudah, apalagi jika anak baru saja mengaku telah merusak salah satu koleksi robot gundam limited edition milik ayahnya, yang harganya melebihi UMR Jogja. Akan tetapi itu akan menjadi harga yang pantas untuk mengajarkan pada anak Anda bahwa kejujuran adalah hal yang baik, dan berkata jujur tidak akan memberinya masalah.
Memberi tahu anak tentang konsekuensi dari berbohong
Penting untuk memberitahu anak bahwa kebohongan dapat menghasilkan konsekuensi yang buruk, sehingga dia akan enggan untuk berkata bohong. Menurut University of California Santa Barbara Early Childhood Care & Education Services, Anda bisa langsung mengungkapkan perasaan Anda ketika mengetahui anak berbohong.
Katakan saja perasaan Anda yang sebenarnya, baik itu perasaan sakit hati, terkejut, atau kecewa. Dengan mengungkapkan perasaan Anda secara langsung, anak akan memahami konsekuensi yang ia dapatkan dari berbohong. Anda bisa juga mengatakan, jika si kecil berbohong, maka itu akan membuatnya sulit mendapatkan teman.
Intinya, jika Anda ingin anak memiliki karakter yang jujur, penting bagi orang tua untuk menjadi teladan yang baik untuk menanamkan nilai-nilai kejujuran. Jangan sampai justru orang tua sendiri yang secara tidak langsung mengarahkan anak untuk bersikap tidak jujur.
Referensi:
All Pro Dad._______. 10 Ways to Teach Your Children to Be Honest.
Chen, Nina. 2011. Parents can be positive examples when teaching children honesty.
Hatter, Kathryn.______. How to Explain the Effects of Lying to Children.