Diabetes melitus anak adalah penyakit gangguan metabolisme tubuh akibat pankreas tidak mampu memproduksi insulin secara cukup atau tidak berfungsi secara efektif pada tubuh anak. Insulin merupakan hormon yang memiliki fungsi mengatur keseimbangan gula darah dalam tubuh. Dengan adanya gangguan fungsi pankreas dan insulin, tubuh akan terbebani dengan kadar gula darah yang terlalu tinggi (hiperglikemia).
Kondisi menumpuknya kadar gula di dalam tubuh yang tidak terserap dengan baik akan menimbulkan berbagai gangguan pada organ tubuh si penderita. Jika kadar gula dalam darah tidak terkontrol dengan baik, penyakit ini dapat mengakibatkan gangguan kesehatan lain pada penderitanya, seperti kerusakan saraf, kerusakan ginjal, kerusakan mata, gangguan pendengaran, alzheimer, dsb.
Diabetes bisa menyerang siapa saja, mulai dari orang dewasa sampai balita. Menurut data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2018, ada 403 kasus diabetes di kelompok usia 10-14 tahun, kemudian kelompok usia 5-9 tahun sebanyak 275 kasus, kelompok usia kurang dari 5 tahun sebanyak 146 kasus, dan kelompok usia di atas 15 tahun sebanyak 25 kasus.
Diabetes yang menyerang anak-anak sudah tentu akan mengganggu kesehatan fisiknya. Masalah kesehatan fisik ini seringkali membebani pikiran orang tua. Belum lagi, diabetes juga menimbulkan masalah serius bagi perasaan si buah hati. Maka dari itu, penting bagi orang tua untuk mengenali perasaan yang dirasakan anak-anak agar lebih mudah dalam membantu mereka menangani diabetesnya.
Umumnya, anak yang menderita diabetes akan merasakan hal-hal seperti berikut ini.
Anak yang mengidap diabetes merasa berbeda dari yang lain
Diabetes dapat membuat anak-anak merasa berbeda dari teman-teman dan anggota keluarganya. Kondisi seperti itu membuat anak merasa sendirian dan kesepian.
Jika buah hati Anda menunjukkan bahwa dia merasa berbeda, orang tua bisa mengajaknya untuk mengunjungi komunitas penderita diabetes, seperti Ikatan Keluarga Penyandang Diabetes Anak dan Remaja (IKADAR). Dengan begitu anak akan memahami bahwa dia tidak sendiri dan banyak anak seusianya yang memiliki kondisi serupa. Selain menjadi wadah berbagi pengalaman bagi para anak dan remaja pengidap diabetes, komunitas ini juga bisa menjadi sumber penyemangat bagi para orang tua, sekaligus penyedia informasi bagi publik tentang penyakit satu ini.
Bosan dengan diet ketat
Mengatur pola makan sangat penting bagi penderita diabetes. Penderita diabetes dianjurkan untuk mengonsumsi makanan bergizi yang rendah lemak dan kalori agar kadar gula darah mereka tetap terkontrol.
Sementara itu, keinginan untuk bergaul dengan teman sebaya sering mendorong anak untuk melakukan hal serupa agar diterima dalam pergaulan. Hal seperti ini jelas sangat berbahaya jika anak sampai meniru kebiasaan teman sebaya yang bebas makan apa saja. Padahal tidak setiap makanan sehat baik untuk dikonsumsi penderita diabetes.
Depresi pada anak pengidap diabetes
Depresi adalah gejala yang umum muncul bagi penderita penyakit kronis, termasuk diabetes. Perawatan intensif dan suntik insulin yang menyakitkan serta diet ketat menjadi alasan anak penderita diabetes sering menangis, merasa lelah dan bosan.
Merasa bersalah
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, penderita diabetes membutuhkan perawatan dan penanganan khusus untuk membuat kadar gula dalam darah tetap terkontrol. Bagi anak-anak untuk melakukan semua itu, dia pasti membutuhkan bantuan orang-orang di sekitarnya, khususnya orang tua. Ketergantungan pada orang tua sering membuat anak merasa bersalah. Anak penderita diabetes berpikir bahwa akibat penyakit yang dideritanya mereka harus merepotkan orang-orang di sekitarnya, khususnya orang tua mereka.
Ketakutan dan kecemasan
Masalah kontrol gula darah dan potensi masalah kesehatan jangka panjang bisa jadi momok menakutkan bagi anak-anak. Belum lagi sakit yang diakibatkan dari suntik insulin.
Anak diabetes mudah malu
Pada saat teman sebayanya mulai menunjukkan kemandirian dan melakukan banyak hal sendiri, anak penderita diabetes masih membutuhkan bantuan untuk menangani penyakitnya, seperti ketika menyuntikkan insulin di sekolah, di rumah teman, dan di depan anak-anak lain. Penderita diabetes bisa saja merasa malu dengan perhatian ekstra yang mereka dapatkan dari orang-orang di sekitar mereka, baik dari guru maupun orang tua.
Memperhatikan kondisi kesehatan anak penderita diabetes memang sangatlah penting. Namun penting juga bagi orang tua atau pengasuh untuk memperhatikan perasaan mereka. dengan begitu, orang tua akan dengan mudah mengambil tindakan yang tepat untuk menangani diabetes anak. Selain itu, dengan memahami perasaan anak, orang tua juga dapat memberikan motivasi pada anak, agar mau bersabar dalam menjalani proses pengobatan dan perawatan secara rutin.
Referensi:
Downshen, Steven._______. Diabetes: Dealing With Feelings. https://kidshealth.org/