Bagi saya buku adalah satu kemewahan tersendiri. Memperkenalkan buku pada anak adalah satu misi tersendiri dalam membersamai tumbuh kembang anak. Di usia senja kelak, saya ingin anak-anak saya membawakan sebuah buku dan menceritakan kepada saya satu buku terbaik di tahun itu.
Jauh sebelum kelahiran putri saya Nala, ada berbagai rencana yang dirancang agar nantinya ia tumbuh bersama buku-buku. Sederhana saja, saya sebagai orang tua memiliki sedikit dendam masa kecil, sebab masa kecil saya kurang beruntung perihal buku. Itu sebabnya, saya ingin memperkenalkan buku pada anak-anak saya sejak dini.
Tidak Suka Buku Karena Gaway
Saya sepakat bahwa memperkenalkan buku pada anak bukan perkara yang mudah. Terlebih kita saat ini berada di era digital, yang mana segala sesuatu mulai beralih menjadi digital, tidak terkecuali buku.
Tapi poin pentingnya bukan pada perubahan konvensional menjadi digital. Akan tetapi, berada pada kemauan kita sebagai orang tua dalam menahan diri untuk tidak menggunakan perangkat digital di dekat anak kita.
Tidak jarang, alih-alih anak dekat dengan buku, justru mereka lebih tertarik pada gawai. Hal ini yang terjadi pada keponakan saya. Benar bahwa orang tuanya membelikan banyak buku anak, namun tidak pernah secara serius membersamai anaknya untuk mengenal buku.
Alih-alih membuat waktu khusus bersama untuk membaca buku. Orang tua lebih sering disibukkan dengan gaway mereka. ada banyak alasan, karena pekerjaan, karena orderan jualan dan karena bergosip di media sosial.
Memberi Contoh Adalah Kunci Memperkenalkan Buku Pada Anak
Memperkenalkan buku pada anak membutuhkan proses panjang. Jangan berharap memiliki anak yang gemar membaca dan mencintai buku jika sebagai orang tua kita tidak pernah memberi contoh.
Jika kita hanya sibuk dengan pekerjaan, dengan gaway, tidak pernah memperlihatkan diri sedang asyik bersama buku. apa yang akan di contoh oleh anak-anak kita?
Saya sepakat dan ini yang saya praktikan kepada Nala, bagi saya memberikan contoh adalah syarat mutlak dalam memperkenalkan buku pada anak.
Karena kebetulan saya penjual buku yang berangkat dari gemar membaca buku, baik untuk keperluan referensi atau membuat ulasan untuk penjualan buku. Maka, rutinitas saya bersama buku direkam oleh Nala sebagai kegiatan yang menyenangkan.
Saya beruntung, karena sekali mendayung ada dua pekerjaan yang dapat saya selesaikan. Namun di luar itu, saya pun memiliki waktu khusus memperkenalkan buku yang sesuai dengan usia Nala.
Memperkenalkan Buku Pada Anak Dengan Membacakan Buku Dengan Baik
Kita sebagai orang tua, tidak cukup hanya membelikan buku terbaik untuk anak. Kita harus terlibat aktif dalam upaya membangun kecintaan anak pada buku. Mulailah dengan membacakan buku kepada anak.
Saya paham, membacakan buku untuk anak memang tidak mudah. Tentu karena tidak sekedar membaca, namun lebih bagaimana mengolah setiap kata dan kalimat dalam rangkaian cerita menjadi menarik untuk disimak oleh anak.
Saya membacakan buku untuk Nala pun mengalami hal yang sama. Saya di awal sangat kesulitan, terutama menyesuaikan cara bercerita terhadap usia. Saya berlatih cara membaca yang baik, sebelum kemudian membacakan buku untuk Nala.
Ya, harus ada upaya melatih diri terlebih dahulu. Bagaimana membaca, bagaimana membuat gerakan yang menyenangkan, bagaimana memerankan tokoh dalam buku, bagaimana menambahkan pernak-pernik lain dalam membacakan buku pada anak.
Meletakkan Buku Di Banyak Tempat
Salah satu cara yang saya lakukan untuk memperkenalkan buku pada anak adalah dengan meletakkan buku di banyak tempat. Kamar saya lebih mirip perpustakaan, desain kamar ini jauh sebelum saya dikaruniai buah hati. Ketika Nala lahir, saya berpikir untuk mengemas buku-buku yang ada di kamar, namun menurut istri, keberadaan buku-buku di kamar akan mempermudah nantinya memperkenalkan buku pada anak.
Benar, Nala lebih akrab dengan buku karena dia melihat banyak buku di berbagai tempat. Di kamar dengan berbagai buku, di ruang tengah yang juga banyak buku, di ruang tamu yang juga ada buku. Buku-buku juga ada di ruang makan dan tempat bermain Nala. Ya, karena saya penjual buku. Sekali lagi, saya beruntung perihal ini.
Saya kira, ini bisa dipraktikkan oleh orang tua, bagaimana mendesain rumah yang nyaman untuk membaca dan meletakkan buku di berbagai sudut penting rumah. Apa yang biasa dilihat secara berulang, tentu akan melekat pada anak. Namun tentu saja, jangan biarkan buku merana, sebab buku menuntut untuk dibaca.
Setiap orang tua selalu punya cita-cita terselubung untuk anak-anaknya, seperti halnya saya yang menginginkan anak-anak saya gemar membaca dan akrab dengan buku. Sesuatu yang saya kira saat ini mahal harganya, di tengah paparan teknologi yang luar biasa perkembangannya. Memperkenalkan buku pada anak memang sulit, namun selalu ada cara untuk melakukannya.