Usia memang hanyalah angka, tapi ketika itu berkaitan dengan keputusan untuk hamil, usia menjadi masalah yang penting. Kenyataannya memang ada banyak wanita yang hamil setelah usia 35 dan bahkan ke usia 40-an tetap dapat melahirkan bayi yang sehat. Namun, kasus seperti itu tidak berarti bisa berlaku pada setiap wanita.
Seperti dikutip dari WebMD, kehamilan pada saat usia sudah di atas 35 tahun lebih sulit untuk dicapai. Pasalnya, ovum atau sel telur yang dimiliki wanita di atas usia 35 tahun sudah tidak sesubur ketika ia masih berusia muda. Selain itu, di usia 35 ke atas produksi ovum pun mulai terbatas, sehingga jumlah ovum wanita semakin lama semakin menurun mengikuti usia.
Risiko kehamilan
Belum lagi adanya risiko kehamilan pada wanita usia 35 ke atas. Risiko kehamilan yang dimaksud antara lain, bayi lahir prematur, bayi lahir dengan berat badan rendah, tidak bisa melahirkan secara normal, bayi lahir dengan kelainan kromosom, dan keguguran atau kematian saat lahir.
Seorang wanita berada di masa suburnya di rentang usia 20-an. Namun, beberapa wanita masih ada yang belum siap hamil meski usianya sudah menginjak 30-an. Itu sebabnya sebagian besar ahli dan ibu sama-sama setuju bahwa tidak ada usia yang sempurna untuk hamil.
Menurut Wendy C. Goodall McDonald, seorang dokter kandungan yang berbasis di Chicago, Amerika Serikat, semakin muda umumnya pasangan masih belum cukup mampu secara finansial untuk merawat seorang anak. Namun McDonald juga menambahkan, saat wanita masih di usia 20-an dan tengah di awal kariernya, momen tersebut memungkinkannya untuk mengambil cuti hamil dan membuatnya memiliki waktu luang yang lebih banyak untuk dihabiskan bersama si kecil.
Selain itu, McDonald mengungkapkan, semakin tua usia seorang wanit hamil, makan semakin besar potensi seorang wanita berada dalam generasi sandwich, yakni situasi dimana dia harus merawat orang tua yang sudah sepuh dan anak-anak secara bersamaan.
Tentu saja, waktu yang tepat bagi seorang wanita untuk hamil adalah ketika dia sudah benar-benar siap, baik secara fisik, emosional, mental, dan finansial. Artinya, setiap wanita memiliki waktu ideal yang berbeda-beda untuk hamil, tergantung kesiapan masing-masing. Sebagai gambaran tentang kapan waktu yang tepat untuk hamil, berikut ini adalah sejumlah pendapat para ibu berdasarkan pengalaman mereka masing-masing.
Hamil untuk usia sebelum 20
Hamil di usia di bawah 20 tahun jelas bukanlah usia yang ideal untuk sebagian besar wanita. Meski begitu, rentang usia ini adalah usia dimana wanita tengah dalam posisi tingkat kesuburan yang paling tinggi.
Namun, menurut dr. McDonald, selain di usia akhir 30-an dan awal 40-an, usia di bawah 20 tahun memiliki risiko preeklampsia paling tinggi. Preeklampsia adalah sindrom yang ditandai dengan tekanan darah tinggi, kenaikan kadar protein di dalam urin, dan pembengkakan pada tungkai. Preeklampsia dialami oleh ibu yang sedang hamil, terutama para ibu muda yang baru pertama kali hamil.
Pola pikir yang belum matang juga menjadi alasan mengapa hamil di bawah usia 20 tahun bukan pilihan yang tepat. Hal ini juga diungkapkan oleh Phylicia I. (29) dari Atlanta, Georgia, Amerika Serikat. Dia menikah ketika dia hamil pada usia 18. Dia mengatakan, bahwa ketika hamil pertama kali, dia masih memiliki pola pikir yang belum dewasa.
“Saya sangat emosional dan bingung bagaimana menjadi seorang ibu yang begitu muda,” kata Phylicia. “Jangan salah sangka, baik dulu dan sampai sekarang, anakku adalah hadiah dari Tuhan. Dia mengubah hidupku menjadi lebih baik, tetapi sulit untuk menjadi orang tua ketika kamu sendiri masih dalam tahap perkembangan.”
Selain itu, Phylicia juga menambahkan bahwa mungkin tidak akan mengalami stress saat mengasuh anak, jika dirinya menunda kehamilan sampai usianya cukup matang. Namun sekarang dia merasa lebih berpengalaman daripada sebelumnya. Dia mengaku menjadi pribadi yang lebih sabar dan bersedia menghabiskan waktu lebih banyak untuk berperan sebagai ibu.
Hamil untuk rentang usia 20-24
Sebagian besar wanita di rentang usia ini masih tergolong memiliki tingkat kesuburan yang tinggi. Namun finansial menjadi masalah yang umum, karena di rentang usia ini kebanyakan pria dan wanita belum memiliki penghasilan yang cukup untuk merawat anak.
Namun, Bianca D. (27) dari Orlando, Florida, Amerika Serikat, telah melahirkan bayi perempuan ketika berusia 20 tahun. Kemudian pada usia 25 tahun dia melahirkan anak keduanya. Menariknya lagi, meskipun pada saat itu dia masih kuliah, namun iat tetap mampu menyelesaikan kuliahnya.
Dari dua pengalamannya hamil dan melahirkan, Bianca merasa bahwa kehamilan pertamanya dia rasa lebih mudah. Pasalnya pada saat itu dia lebih muda dan merasa lebih bugar.
“Pada kehamilan kedua saya, saya telah beralih dari seorang karyawan di industri pemasaran menjadi wirausahawan yang bekerja dari rumah, jadi saya kurang aktif dan hidup saya menjadi lebih stres.”
Bianca juga mengalami lebih banyak masalah pada kehamilan keduanya. Bahkan setelah melahirkan dia membutuhkan lebih banyak waktu untuk pemulihan. Dia percaya bahwa tidak pernah ada waktu yang tepat untuk hamil. Menurutnya, direncanakan atau tidak, kehamilan tidak akan pernah menjadi hal yang mudah.
Hamil di rentang usia 25-29
Krystal R. (29), seorang ibu dari Miami, Florida, Amerika Serikat, memutuskan untuk langsung memiliki anak setelah menikah pada usia 27. Padahal banyak orang-orang terdekatnya menyarankan untuk menunda kehamilan.
“Yang tidak diketahui orang adalah bahwa saya dan suami saya telah membicarakan hal ini selama bertahun-tahun. Itu (memiliki anak) adalah sesuatu yang kami inginkan,” kata Krystal. “Saya benar-benar suka memiliki anak perempuan saya pada usia 27 tahun. Saya merasa muda, percaya diri, penuh energi, dan siap menjadi ibu terbaik yang saya bisa.”
Hal yang sama juga dirasakan oleh Madelyn M. (30) dari Atlanta, Georgia, Amerika serikat. Madelyn melahirkan anak pertamanya pada usia 28 tahun. Meski keputusan untuk memiliki anak sebelum usia 30-an muncul karena tekanan dari keluarga, namun dia merasa bahwa usia 20-an merupakan saat terbaik untuk memiliki anak.
“Tumbuh dalam keluarga Hispanik, saya merasakan tekanan untuk memiliki anak sebelum usia 30-an,” kata Madelyn. “Masyarakat memberi banyak tekanan pada kami, tetapi saya setuju bahwa memiliki anak di usia 20-an memungkinkan Anda memiliki fleksibilitas dan tidak membuat Anda merasa perlu melahirkan bayi, segera setelah bayi yang lain lahir.”
Hamil di rentang usia 30-34
Pada usia 30-an, terutama di atas 35 tahun, wanita mengalami penurunan pada tingkat kesuburan. Namun menurut, Mary Jane Minkin, seorang ahli kandungan dari Yale University, kondisi tersebut tidak berlaku secara universal pada seluruh wanita. Oleh karena itu dia menyarankan, jika masih sibuk dalam urusan karier atau belum menemukan pasangan yang tepat, jangan memaksakan diri untuk segera punya anak. Meski begitu Mary Jane juga menambahkan, meski tidak perlu terburu-buru untuk punya anak, tapi Anda tetap perlu mempertimbangkan jumlah anak yang Anda inginkan.
Hamil di usia awal 30-an memungkinkan wanita memiliki banyak waktu untuk menikmati masa muda, mengembangkan karier, dan mengenal diri mereka sendiri. Setidaknya itulah yang terjadi pada Kelly M. (46), seorang ibu dari Suffern, New York, Amerika Serikat.
Kelly pertama kali melahirkan ketika berusia 34 tahun. Dia menunggu sampai usia 34 tahun untuk melahirkan anak pertamanya, karena ketika di usianya masih 20-an, masih ada banyak hal yang ingin dia capai.
“Saya benar-benar tidak siap untuk komitmen semacam itu di usia 20-an ketika saya masih memiliki banyak yang ingin saya capai dan tidak ingin menunda sampai anak-anak lebih besar,” kata Kelly.
Hamil di rentang usia 35-39
Menurut McDonald, kehamilan di rentang usia ini meningkatkan risiko kesehatan, seperti hipertensi, diabetes pada kehamilan, dan preeklampsia, serta tingkat kelainan kromosom. Konsultasi dengan dokter kandungan sangat diperlukan pada kehamilan di rentang usia 35-39 tahun.
Monica B. (43), seorang ibu dari Northport, New York, Amerika Serikat, melahirkan kedua anaknya masing-masing pada usia 35 dan 37 tahun. Kesiapan mental, pekerjaan, dan masalah finansial menjadi alasannya menunda kehamilan sampai usia 35 tahun.
Setelah melahirkan putra pertamanya, dia keluar dari pekerjaan dan membangun bisnis konsultannya sendiri. Dengan begitu dia bisa mengatur jam kerjanya sendiri, sehingga dapat meluangkan waktu untuk anak-anaknya. Satu-satunya hal yang membuatnya kesulitan adalah jarak usianya yang terlampau jauh dengan para ibu di sekitarnya. Monica juga menuturkan bahwa dirinya juga sering diundang di acara perkumpulan para ibu, namun dia merasa bawa obrolan antara dia dan ibu lain seperti tidak berjalan baik akibat jarak usia.
Dari sejumlah pengalaman para ibu, tidak ada jawaban yang tepat untuk menjawab pertanyaan, “Kapan usia terbaik untuk hamil?” Secara biologis mungkin jawabannya ketika usia wanita menginjak awal 20-an. Namun ada banyak faktor yang tak kalah penting untuk dipertimbangkan. Hal itu membuat saat yang tepat untuk hamil akan berbeda antara satu wanita dengan wanita yang lain.
Referensi:
Sinrich, Jenn.______. The Best Age to Get Pregnant, According to Moms.
WebMD._____. Pregnancy After 35.