Banyak keluarga yang terinspirasi konsep zaman dahulu bahwa banyak anak banyak rezeki, contohnya seperti keluarga Gen Halilintar. Memiliki anak atau keturunan tentu menjadi keinginan bagi kebanyakan pasangan yang baru saja menikah. Bahkan pasangan yang belum menikah atau yang masih pacaran saja sering berandai-andai berapa anak yang ingin mereka miliki setelah menikah.
Ada yang hanya ingin punya satu anak. Ada yang merasa dua anak cukup karena mengikuti anjuran pemerintah. Bahkan ada juga yang berniat memiliki tujuh sampai sepuluh anak, terinspirasi dari kebiasaan orang tua mereka zaman dulu yang memiliki banyak saudara. Pepatah lama yang mengatakan “banyak anak, banyak rezeki” juga menjadi alasan pasangan ingin memiliki banyak anak.
Di sisi lain, banyak yang berpendapat bahwa ungkapan “banyak anak, banyak rezeki” sudah usang dan tidak relevan lagi di zaman sekarang. Keuangan jelas menjadi masalah utama bagi pasangan yang memiliki banyak anak. Pasalnya, bagi orang tua kini memenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan papan saja tidaklah cukup. Orang tua juga harus bisa memenuhi kebutuhan anak akan pendidikan dan asupan nutrisi yang cukup. Di zaman yang penuh persaingan dan tekanan ini, orang tua hendaknya juga mampu memenuhi kebutuhan anak akan hiburan, seperti membelikan mainan atau mengajak anak rekreasi.
Banyak anak banyak rezeki juga banyak kasih sayang
Selain kebutuhan yang bersifat material seperti di atas, orang tua zaman sekarang juga dituntut untuk bisa memberikan kebutuhan anak akan kasih sayang. Kasih sayang sangat penting bagi tumbuh kembang anak. Menurut penelitian di Duke University Medical School, bayi yang memperoleh kasih sayang dari orang tuanya akan tumbuh lebih bahagia, ulet, serta terhindar dari kecemasan.
Di atas kertas, memenuhi kebutuhan kasih sayang dan kebutuhan material pada anak dengan jumlah kecil tentunya lebih mudah daripada memenuhi kebutuhan anak dengan jumlah banyak. Maka tidak mengherankan jika banyak orang menganggap bahwa memiliki sedikit anak menjadi pilihan yang lebih realistis daripada banyak anak. Bahkan pemerintah Indonesia telah menganjurkan para pasangan untuk memiliki 2 anak saja melalui program Keluarga Berencana.
Contoh banyak anak banyak rezeki yang sukses
Kendati demikian, memiliki banyak anak bukan pilihan yang buruk. Meski banyak anak banyak rezeki dianggap sudah tidak relevan lagi di zaman sekarang, kenyataannya ada juga pasangan yang sukses dalam mengasuh banyak anak. Sebut saja keluarga Gen Halilintar.
Pasangan Halilintar Anofial Asmid dan Lenggogeni Faruk ini memiliki 11 anak, yang terdiri 6 anak laki-laki dan 5 anak perempuan. Keluarga berdarah Minangkabau ini menjadi terkenal setelah sang ibu, Lenggogeni menulis buku yang berjudul Kesebelasan Gen Halilintar: My Family My Team pada awal 2015. Buku ini mengisahkan keluarga Gen Halilintar yang melakukan perjalanan bisnis keliling dunia selama 22 tahun.
Sudah bisa dibayangkan bagaimana repotnya merawat 11 anak. Ditambah lagi mereka harus berpindah-pindah tempat dari satu negara ke negara lain, dari satu benua ke benua lain. Yang lebih mengejutkan lagi, pasangan Halilintar dan Lenggogeni merawat 11 anaknya tanpa bantuan pembantu atau babysitter.
Tidak hanya itu, Halilintar dan Lenggogeni dengan sukses tetap mampu menanamkan nilai-nilai kasih sayang pada semua anak-anak mereka. Pasangan itu membiasakan diri mereka untuk tidak memberikan perintah maupun larangan pada semua anaknya. Bagi mereka, apabila cinta dan kasih sayang tertanam dengan kuat maka anak tidak akan mengecewakan orang tua.
Mendisiplinkan jumlah anak yang banyak
Tanpa perlu diperintah pun, anak sudah paham tugas dan kewajibannya. Ketika melakukan perjalanan, setiap anak punya tugasnya masing-masing. Ada yang mengurus cucian kotor, ada yang masak, dan lain sebagainya. Selain itu, ketakwaan juga menjadi dasar utama dalam membina dan menjaga keutuhan keluarga Gen Halilintar.
Dalam hal pendidikan, 11 anak Gen Halilintar hanya mengenyam pendidikan formal sampai setingkat SMP saja. Selebihnya, pasangan Halilintar dan Lenggogeni ini menerapkan metode pendidikan homeschooling plus. Homeschooling merupakan pendidikan yang diberikan langsung oleh orang tua di rumah. Selain itu, pasangan suami istri itu juga menambahkan empat aspek pendidikan lainnya, yakni pembinaan fisik, akal, jiwa dan nafsu. Sistem pendidikan yang diterapkan oleh Halilintar merupakan hasil dari perjalanannya menjelajah semasa muda ketika di Uzbekistan.
Terbukti, pasangan suami istri ini sukses dalam mendidik dan merawat putra-putrinya dengan konsep “banyak anak, banyak rezeki”. Sebut saja Atta Halilintar. Dia kini sukses mendirikan bisnis kue, baju, hingga jajanan tradisional. Tidak hanya itu, dia juga sukses dengan kanal Youtube-nya.
Pada akhirnya, relevan atau tidak, banyak anak atau cukup dua, semua itu kembali lagi pada komitmen, niat tulus, kemampuan, kesanggupan dan tanggung jawab orang tua dalam merawat anak-anaknya. Tanpa komitmen dan tanggung jawab, merawat satu anak saja bisa sangat memberatkan.
Referensi:
Novi, Putu Ayu. 13 September 2016. Halilintar & Lenggogeni Faruk: Didik Anak Melalui Travelling. https://pijarpsikologi.org/
Tribunnews. 20 September 2019. Sukses di Bisnis dan Eksis Menjadi Keluarga Youtuber, Ini Sumber Kekayaan keluarga Gen Halilintar. https://bangka.tribunnews.com/