Berpisah dengan anak pastinya berat bagi orang tua manapun. Dimana ada pertemuan, pasti akan ada perpisahan. Begitulah yang terjadi dalam kehidupan. Pertemuan yang mengawali segala hubungan, baik itu pertemanan, keluarga, maupun sepasang kekasih, pasti akan berakhir dengan perpisahan.

Tidak setiap perpisahan akan berlangsung dalam waktu yang panjang, seperti yang dialami pada pasangan yang menjalani pernikahan jarak jauh (long distance marriage/LDM), atau perpisahan yang disebabkan oleh kematian. Sebenarnya hampir setiap hari ada perpisahan-perpisahan jangka pendek, yang pada akhirnya dua belah pihak bertemu kembali.

Salah satu contoh berpisah yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari adalah perpisahan antara ayah dengan anak, karena ayah pergi ke kantor untuk bekerja, atau karena anak pergi ke sekolah. Perpisahan semacam itu tidak akan berlangsung lama karena keduanya bisa bertemu kembali dengan segera di rumah.

Ada semacam ‘ritual’ yang dilakukan dilakukan seseorang yang akan berpisah, yakni pamit. Pamit umumnya dilakukan dengan mengucapkan kata-kata perpisahan, seperti selamat tinggal, sampai jumpa besok, dsb. 

Selain kata-kata yang umum diucapkan ketika berpamitan, seorang ayah bernama Craig Froehle memiliki kata-katanya sendiri untuk diucapkan ketika akan berpisah dengan sang anak. Tidak hanya sebagai kata perpisahan, ternyata Craig memiliki alasan mengapa dia mengucapkan kata-kata khusus itu setiap berpisah dengan anaknya.

Lalu apa kata-kata khusus itu dan mengapa Craig selalu mengucapkan itu setiap berpisah dengan anaknya?

Kala berpisah dengan anak, ucapkanlah, “jadilah anak yang baik!

Jadilah anak yang baik” mungkin terkesan sederhana sebagai kata-kata kala berpisah dengan anak. Namun menurut Craig, kata-kata ini bisa menjadi pengingat bagi anaknya agar berperilaku baik, seperti menaati gurunya di sekolah.

Selain itu, Craig juga berharap bahwa “Jadilah anak yang baik” bisa memberikan dorongan bagi anaknya untuk menjadi pribadi yang baik. Melalui kata-kata sederhana ini, Craig berusaha untuk mengajarkan anaknya untuk tidak hanya menjadi murid yang baik di sekolah, tapi juga menjadi teman yang baik. Misalnya dengan memberikan pertolongan pada teman yang membutuhkan.

Banyak-banyak belajar!

Craig percaya bahwa bahwa setiap masalah akan lebih mudah dihadapi jika kita memiliki pengetahuan yang luas. Oleh karena itu ia berpendapat bahwa pendidikan sangat penting untuk membuat anak menjadi pribadi yang baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Selain itu, pengetahuan yang luas pastinya akan menjadi modal utama untuk mengatasi segala permasalahan dalam kehidupan. Dengan pengetahuan yang luas, anak dapat meningkatkan potensi mereka untuk hidup mandiri ketika sudah tumbuh dewasa.

Oleh karena itu, Craig berharap anaknya selalu berusaha untuk belajar dimanapun dia berada, baik di sekolah maupun di lingkungan lain. Menurut Craig, segala situasi bisa dijadikan kesempatan untuk belajar hal baru.

Kala berpisah dengan anak, ucapkanlah, “selamat bersenang-senang!

Kadang orang tua seringkali menaruh harapan yang besar terhadap anak-anak. Seperti harapan agar anak dapat meraih nilai yang sempurna di sekolah. Hanya saja, kadang harapan seperti ini dapat membuat anak merasa stres dan tertekan. 

Hal semacam ini menjadi salah satu ketakutan yang dirasakan oleh Craig. Dia merasa bahwa memaksakan harapan akan membuat anak tidak menikmati kesehariannya, termasuk dalam kegiatan belajar.

Memang tidak setiap kegiatan bisa dilakukan dengan cara yang menyenangkan. Akan tetapi, dengan mengucapkan “selamat bersenang-senang” kala berpisah dengan sang anak, Craig berharap anaknya bisa menikmati setiap kegiatan yang ia lakukan.

Lakukan yang terbaik!

Mengatakan “Lakukan yang terbaik” setiap akan berpisah dilakukan oleh Craig dengan harapan, anaknya bisa melakukan segala hal dengan sepenuh hati, terlepas bagaimana hasilnya. Menurutnya, berusaha keras lalu gagal lebih berharga daripada berhasil dengan upaya minim.

Jika anak terbiasa berusaha keras dalam setiap upayanya, misalnya dalam proses belajarnya di sekolah, anak akan menjadi pribadi yang tangguh dan tidak mudah putus asa meski telah banyak mengalami kegagalan.

Mungkin seiring waktu anak akan merasa bosan jika ayah mereka mengatakan kata-kata yang sama setiap kali berpisah dengan anak. Namun yang paling penting kata-kata itu bisa merasuk dalam sanubarinya dan menjadi modal penting untuk membangun mental dan karakternya.

Terakhir, yang selalu Craig katakan setiap berpisah dengan anaknya adalah “Aku cinta kamu.” Pada akhirnya semua yang dilakukan orang tua pada anaknya didasari oleh perasaan cinta.

Referensi:

Froehle, Craig. 15 Maret 2019. Four Things I Always Tell My Kids When I Say Goodbye to Them. https://www.fatherly.com/play/four-things-i-tell-my-kid-every-time-i-say-goodbye-v1/