Apakah kamu sudah cukup siap untuk menikah? Tentu saja menikah bukanlah perkara enteng, bahkan menikah merupakan salah satu langkah besar dalam hidup. Meski kamu sudah bisa dibilang mapan secara finansial, bukan berarti kamu sudah bisa dikatakan siap untuk menikah.
Menurut Tina Konkin, pendiri sebuah lembaga konseling untuk pasangan, Relationship Lifeline, meski kamu telah menemukan seseorang yang pas, bukan berarti kamu lantas siap untuk menikah. Memiliki pasangan yang mempunyai visi yang sama dan bisa saling mengisi kekurangan masing-masing memang bagus. Namun hal itu tidak menjamin bahwa pernikahan bisa langgeng.
Setidaknya ada 8 tanda yang menunjukkan bahwa kamu benar-benar siap menikah.
Kamu siap menikah jika mampu memikirkan konsekuensi jangka panjang
Tentu saja usia sama sekali tidak berbanding lurus dengan kedewasaan seseorang. Ada orang yang usianya masih muda, tapi memiliki kedewasaan yang sudah matang. Di sisi lain ada pula orang yang dianggap sudah matang secara usia, namun tidak dari segi mental dia tidak cukup dewasa.
Menurut Noah Clyman, seorang direktur dari NYC Cognitive Therapy, otak manusia belum tentu matang meski sudah berusia 27 tahun. Lebih lanjut Clyman menjelaskan bahwa otak yang dimaksud adalah bagian otak yang berfungsi untuk membuat pertimbangan atas konsekuensi jangka panjang dan mempertimbangkan berbagai pilihan.
Menurutnya, jika kamu belum mampu untuk berpikir jangka panjang, jangan buru-buru menikah. Tunggu sampai kamu benar-benar mampu mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang atas berbagai pilihan yang dihadapkan.
Kamu siap menikah jika sudah sepenuhnya mengenali dirimu sendiri
Mengenali pasangan luar dalam, serta mengetahui bahwa dia benar-benar mencintaimu jelas menjadi pertimbangan penting sebelum memutuskan untuk menikah. Namun lebih daripada itu, hal yang paling penting adalah apakah kamu sudah selesai dengan dirimu sendiri? Maksudnya, kamu benar-benar telah mengenali dirimu sendiri.
Konkin menyarankan bahwa sebelum menikah, pastikan kamu telah mengenali dirimu sendiri. Siapakah dirimu? Seperti apa kamu ketika berada di bawah tekanan? Seperti apa kamu ketika menemui jalan buntu? Seperti apa kamu saat segalanya tidak berjalan sesuai rencana? Lalu, apa yang ada dalam dirimu yang bisa menyebabkan masalah di dalam pernikahan?
Konkin menambahkan, penting untuk selalu jujur pada dirimu sendiri. Jika kamu tidak bisa jujur terhadap dirimu sendiri, maka akan sulit untuk jujur kepada pasangan. Dia juga menyarankan untuk mulai mengenali diri sendiri, sebelum akhirnya mencoba mengenali pasangan.
Kamu siap menikah jika sudah bisa saling memahami bahasa cinta
Clyman menjelaskan bahwa bahasa cinta adalah cara seseorang memberi dan menerima cinta dan kasih sayang. Setidaknya ada lima bentuk bahasa cinta, yaitu saling melayani, saling mengapresiasi, quality time, sentuhan fisik, dan kata-kata.
Jadi penting untuk mengetahui bagaimana pasangan dalam mengekspresikan cinta dan menerima. Jika kamu dan pasangan sudah bisa mengenali dengan baik bahasa cinta yang kalian gunakan masing-masing, kamu bisa membawa hubunganmu ke jenjang berikutnya. Mengenali bahasa cinta juga dapat menghindarkan dari konflik.
Kamu dapat menerima adanya konflik dan tahu cara menyikapinya
Caramu menghadapi konflik, apakah menghindarinya atau tidak ragu dengan benturan, dapat menjadi tanda kamu sudah siap menikah atau belum. Caramu menghadapi konflik jelas menjadi pertimbangan penting, karena tidak ada rumah tangga yang berjalan mulus, pasti akan ada konflik di dalamnya.
Bahkan menurut Clyman, adanya konflik juga memiliki manfaat bagi pasangan. Ketika kamu dan pasangan berdialog untuk menyelesaikan masalah, di situlah baik kamu dan pasangan akan merasa didengar dan dipahami. Dia juga menyarankan untuk menghindari penghinaan, kritik berlebihan, dan pembelaan diri. Menurutnya, hal itu akan mendorong pasangan pada perceraian.
Terbiasa membahas keuangan, agama, dan seks
Clyman mengatakan bahwa keuangan, agama, dan seks adalah tiga hal penting yang harus disepakati bersama pasangan, sebelum memutuskan untuk berkomitmen seumur hidup. Lebih khusus lagi, penting bagi pasangan mendiskusikan harapannya dalam hal cinta dan seks, keuangan, serta rencana untuk memiliki keturunan dan bagaimana anak akan dibesarkan.
Kamu terbiasa menghadapi situasi sulit bersama pasangan
Peristiwa seperti kematian, kehilangan pekerjaan, atau bahkan tekanan hidup sehari-hari memiliki potensi untuk menghancurkan atau bahkan membuat suatu hubungan menjadi lebih kuat. Clayman mengatakan bahwa kemampuan dalam menghadapi situasi sulit ketika salah satu dari kamu atau pasangan tengah berada dalam kondisi sulit merupakan tanda bahwa kalian berdua telah siap menikah.
Saling mengenali serta menerima kelebihan dan kekurangan pasangan
Tentu saja tidak ada pasangan yang sempurna. Sayangnya banyak orang ketika masih berpacaran tidak bisa bersikap jujur dan selalu berusaha untuk terlihat sempurna. Akibatnya, banyak pasangan yang kemudian terkejut ketika mengetahui kekurangan pasangan setelah menikah, dan tidak bisa menerimanya.
Dengan mengenali pasangan lebih dalam, baik dari cita-citanya, visinya, kekurangan, dan kelebihan, dapat membantumu untuk memutuskan apakah dia adalah sosok yang tepat untuk diajak menjalin komitmen seumur hidup.
Tentu saja untuk mencapai hal itu perlu waktu. Selain itu penting juga untuk sepenuhnya jujur terhadap pasangan ketika masih pacaran. Jika kamu sudah mengenali pasangan dan dapat menerima kekurangannya, berarti kalian sudah siap menikah.
Kalian berdua berusaha keras untuk memperjuangkan hubungan apapun yang terjadi
Pernikahan itu indah, tapi tidak selalu mudah. Seperti yang banyak orang katakan, untuk mempertahankan pernikahan jelas membutuhkan kerja keras dari kedua belah pihak.
Menurut Konkin, salah satu tanda bahwa kamu dan pasangan siap menikah adalah, bahwa kalian berdua akan mengupayakan segala hal untuk dapat mempertahankan hubungan. Tentu saja, hubungan tidak akan berjalan baik jika hanya salah satu pihak saja yang berusaha untuk mempertahankannya.
Jika kedelapan poin di atas sudah ada pada dirimu dan pasangan, kamu bisa segera melangsungkan pernikahan. Namun, jika tidak ada satupun dari tanda di atas pada dirimu dan pasangan, lebih baik jangan buru-buru menikah, meski banyak teman sebaya sudah banyak yang menikah.
Referensi:
Tietjen, Karen. 22 Februari 2019. 8 Signs You’re Ready To Get Married, According To Therapists.