Mengobrol itu penting guna mengenal anak lebih dalam. Saat anak sudah masuk preschool atau TK, tentu akan sangat menyenangkan bagi orang tua untuk mendengarkan cerita anak selama di sekolah. Selain dapat mendekatkan hubungan antara orang tua dengan anak, obrolan yang intensif juga dapat membantu orang tua untuk mengetahui perkembangan dan kesulitan yang anak hadapi di sekolah.

Sayangnya, tidak setiap anak mau menceritakan apa saja yang terjadi di sekolah, entah karena anak memiliki sifat pendiam, malu, atau ada kesalahan yang dia ingin sembunyikan. Padahal menurut Dr. Shane Owens, seorang psikolog dan juga seorang ayah, pada dasarnya setiap anak memiliki keinginan untuk bercerita dengan orang tuanya. Orang tua pun perlu mengenal anak lebih dalam.

Lalu apa yang sebaiknya orang tua lakukan untuk menghadapi anak yang pendiam? Berikut ini adalah tips untuk mendorong anak agar mau menceritakan apa yang terjadi selama ia di sekolah.

1. Budayakan mengobrol agar dapat mengenal anak lebih dalam

mengenal anak lebih dalam dengan mengobrol

Cara yang paling mudah untuk memulai budaya ini adalah dengan melontarkan pertanyaan tentang apa yang terjadi selama anak di sekolah. Selain itu orang tua juga bisa memulai dari dirinya sendiri.

Ayah bisa menjadi contoh yang paling ideal sebagai contoh dalam membuka obrolan. Ayah bisa saja menceritakan apa yang terjadi selama di kantor, seperti caranya menghadapi klien dan rekan kerja, atau apapun yang terjadi selama dalam perjalanan pulang.

Dengan begitu anak juga akan terdorong untuk mengungkapkan apa yang dia alami selama di sekolah. Jika kebiasaan ini terus berlanjut, maka anak akan lebih mudah menceritakan apa saja yang terjadi di sekolah tanpa perlu ditanya lagi.

2. Temani anak beraktivitas

mengenal anak lebih dalam dengan menemani anak

Meski orang tua telah berusaha membangun budaya mengobrol di dalam keluarga, ada kalanya anak memilih untuk diam meski sudah ditanya. Pada saat itulah orang tua hanya perlu bersabar.

Saat hal seperti itu terjadi, orang tua hanya perlu menemani anak melakukan aktivitas yang mereka inginkan, seperti menonton film kartun, bermain mobil-mobilan, atau menggambar. Semua ini agar orang tua bisa mengenal anak lebih dalam. Kegiatan seperti itu akan memberi kesempatan bagi anak untuk mempersiapkan dirinya sampai dia benar-benar siap untuk menceritakan apa yang terjadi padanya selama di sekolah.

3. Lontarkan pertanyaan yang lucu dan mengecoh

mengenal anak lebih dalam dengan mengecoh

Ada kalanya meskipun setelah bermain dengan mainannya cukup lama, si anak tidak juga mengungkapkan apa yang terjadi selama dia di sekolah. Saat itu, orang tua diperkenankan mengajukan pertanyaan yang bersifat lucu dan mengecoh.

Sebagai contoh, Dr. Owens memiliki seorang putri yang senang sekali makan banyak. Pada saat putrinya itu terdiam dan tak mau bercerita, biasanya Dr. Owens atau sang istri bertanya, “Apakah kamu makan tiga kue bagel untuk makan siang hari ini?

Dr. Owens tahu anaknya tidak makan tiga kue bagel. Namun dia mengajukan pertanyaan yang tidak sesuai dengan apa yang terjadi untuk mendorong putrinya menceritakan apa yang sebenarnya terjadi dan apa saja yang sebenarnya ia makan.

4. Pancing dengan cara yang cerdik untuk bisa mengenal anak lebih dalam

Pertanyaan yang sengaja dibuat mengecoh atau lucu mungkin tidak akan berhasil untuk memancing anak yang lebih dewasa untuk bercerita. Oleh karena itu, orang tua perlu menerapkan cara yang lebih cerdik untuk memancing mereka bercerita.

Untuk memancing anak yang lebih besar untuk bercerita, Dr. Owens biasanya meminta anaknya untuk membantunya memecahkan masalah yang sama dengan yang anak alami.

Misalnya, jika Anda berpikir putri Anda mengalami masalah dengan salah satu temannya, Anda bisa mengatakan sesuatu kepadanya seperti, ‘Saya mengalami masalah ini dengan teman saya yang tidak menjawab SMS saya. Menurutmu apa yang dia coba katakan padaku? Menurutmu, apakah mungkin dia marah padaku?‘” terang Dr. Owens.

Saat anak mendengar ada orang lain yang mengalami masalah yang sama dengan yang tengah ia hadapi, anak cenderung menjadi lebih terbuka untuk menceritakan masalahnya. Selain itu, meminta bantuan anak untuk memecahkan masalah juga akan mengajarkan anak tentang empati.

Jika anak sudah mau terbuka mengenai apa yang dia alami selama di sekolah, penting bagi orang tua untuk memberikan perhatian penuh dan mengenal dirinya lebih dalam. Memberikan perhatian penuh sangat penting karena anak mungkin tidak akan mengulangi lagi perkataannya.

Referensi:

Utley, Matthew. 8 Juni 2018. How to Trick a Kid Into Talking About Their Day.