Mengajari anak buang air di toilet perlu dilakukan sejak dini. Seiring berjalannya waktu, anak tumbuh semakin besar dan bisa melakukan banyak hal, termasuk berdiri dan duduk. Melihat anak yang sudah bisa melakukan hal-hal sederhana, penting bagi orang tua untuk meningkatkan tingkat kemandirian anak dengan mengajarkan caranya menggunakan toilet, baik untuk buang air kecil (BAK) maupun buang air besar (BAB).
Namun mengajari anak untuk buang air menggunakan toilet bisa menjadi tantangan tersendiri bagi orang tua. Bahkan beberapa orang tua tidak tahu kapan sebaiknya mulai mengajarkan cara menggunakan toilet pada anak. Oleh karena itu kami ingin menyampaikan langkah-langkah untuk mengajari anak menggunakan toilet untuk BAK atau BAB. Simak penjelasannya berikut ini.
Kenali tanda-tanda kesiapan anak sebelum mengajari buang air menggunakan toilet
Banyak orang tua mungkin tidak tahu kapan waktu yang tepat untuk mulai mengajarkan cara menggunakan toilet. Usia anak juga tidak bisa menjadi patokan apakah anak sudah siap diajari menggunakan toilet atau belum. Meski begitu ada sejumlah tanda yang menunjukkan anak sudah siap diajari cara menggunakan toilet.
Tanda-tanda tersebut antara lain:
- anak sudah bisa menunjukkan ekspresi saat menahan BAK atau BAB,
- popok masih kering dalam waktu lebih dari dua jam atau anak bangun tidur dengan popok masih dalam keadaan kering,
- BAB terjadi pada waktu yang sama tiap harinya atau pada waktu yang bisa diprediksi,
- anak mampu melepas dan memakai pakaian, serta
- mampu berkomunikasi dengan orang tua tentang pemakaian toilet.
1. Mengajari anak mengungkapkan keinginan buang air

Saat anak sudah menunjukkan tanda-tanda telah siap untuk diajari caranya menggunakan toilet, hal pertama yang perlu Fams lakukan adalah mengajari anak cara mengungkapkan ketika ia ingin buang air. Misalnya saja, Anda bisa meminta anak untuk mengatakan “pipis” ketika ia merasa ingin buang air kecil, atau “eek” jika dia merasa ingin buang air besar.
2. Kenalkan anak dengan fungsi toilet

Mulailah menjelaskan bahwa toilet digunakan untuk BAK dan BAB. Selain itu, katakan kepada anak ketika ia mulai belajar memakai toilet, berarti anak sudah tidak bisa lagi BAK dan BAB, tanpa melepas popok/celananya terlebih dulu.
3. Kurangi penggunaan popok sekali pakai

Produk popok sekali pakai pada umumnya dapat menampung beberapa kali pipis bayi, sehingga Anda tidak perlu selalu mengganti popok setiap kali bayi buang air kecil. Ketika anak sudah tumbuh lebih besar cobalah untuk mengurangi penggunaan popok sekali pakai ini. Terlalu sering memakaikan popok sekali pakai hanya akan membuat anak malas ke toilet.
4. Mengajari anak buang air dengan toilet khusus anak

Gunakan toilet khusus untuk anak-anak. Terdapat dua jenis toilet anak yang dijual di pasaran, antara lain toilet anak tipe duduk dan tipe jongkok. Anda bisa menyesuaikan dengan toilet yang ada di rumah. Anda bisa meletakkan toilet khusus anak tersebut di kamar mandi, agar anak bisa terbiasa dengan fungsi toilet. Bisa juga di kamar atau area bermain agar bisa langsung digunakan untuk BAK atau BAB.
5. Mengajari anak langkah-langkah buang air menggunakan toilet

Pertama-tama ajarkan bagaimana posisi tubuh saat menggunakan toilet. Anda bisa saja mengajak anak masuk ke toilet bersama dan langsung menunjukkan bagaimana posisi tubuh Anda saat menggunakan toilet.
Setelah itu ajari anak bagaimana membersihkan diri setelah BAK atau BAB. Anak-anak di bawah usia 4-5 tahun biasanya tidak bisa membersihkan diri, terutama setelah BAB. Pada saat inilah Anda bisa membantu membersihkannya. Namun, seiring bertambahnya usia, usahakan untuk mengajari anak agar bisa membersihkan dirinya sendiri usai BAK dan BAB.
Selama mengajari anak menggunakan toilet, usahakan jangan meninggalkan anak sendirian di toilet tanpa pengawasan untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, seperti terpeleset atau anak memasukkan sesuatu yang berbahaya ke dalam mulutnya.
Referensi:
KidsHealth. Toilet Training