Apa kira-kira tips yang tepat untuk menyapih anak agar ibu terhindar dari infeksi payudara? Waktu yang direkomendasikan untuk memberikan ASI eksklusif pada bayi adalah hingga usia bayi genap 6 bulan. Artinya, sebelum bayi berusia enam bulan, si kecil hanya boleh mendapat asupan nutrisi berupa ASI tanpa asupan nutrisi dari makanan pendamping. Setelah bayi berusia lebih dari 6 bulan, dia baru boleh mendapatkan nutrisi dari makanan padat atau MPASI (Makanan Pendamping Air Susu Ibu).
Lalu sampai kapan sebaiknya anak disapih? Keputusan menyapih bayi merupakan keputusan ibu masing-masing. Di sisi lain, The American Academy of Pediatrics menganggap bahwa pemberian ASI pada bayi setidaknya dilakukan sampai usia bayi genap satu tahun.
Namun, ada sejumlah tanda yang muncul ketika bayi sudah mulai bisa disapih. Bayi sudah mulai bisa disapih saat dia bisa menunjukkan kemampuan sebagai berikut:
- Bayi sudah dapat duduk dengan kepala tegak dalam waktu lama.
- Bayi bisa membuka mulut dan tertarik ketika dia melihat orang lain makan.
- Koordinasi mata, mulut, dan tangannya mulai bekerja dengan baik, sehingga dapat mengambil dan memasukkan makanan ke mulut.
- Berat badan bayi sudah mencapai dua kali lipat dari berat lahir.
Meski bayi sudah menunjukkan tanda-tanda sudah bisa disapih, proses menyapih sering kali tidak berjalan mulus. Namun Fams bisa mencoba sejumlah tips berikut untuk menyapih bayi.
Tips 1: Kurangi frekuensi menyusui agar menyapih anak jadi lebih mudah
Meski tujuan dari menyapih adalah membuat anak tidak menyusu, tapi hal tersebut tidak bisa dilakukan dengan tiba-tiba. Oleh karena itu, penting untuk menyapih bayi secara bertahap dengan mengurangi frekuensi menyusui secara perlahan. Misalnya, jika semula Fams menyusui si kecil 5 kali dalam sehari, mulailah menyusui bayi hanya 3 atau 4 kali dalam sehari saja. Setelah beberapa hari kurangi frekuensinya sampai benar-benar berhenti. Tips menyapih bayi satu ini juga berguna untuk mengurangi risiko infeksi payudara.
Tips 2: Tidak menyusui di siang hari
Siang hari dinilai sebagai waktu yang paling tepat untuk menahan pemberian asupan ASI. Bayi biasanya lebih sering minta disusui pada pagi hari dan malam hari untuk membuat ia merasa nyaman. Nah, agar si kecil tidak minta menyusu di siang hari, Fams bisa memberinya MPASI sebagai pengganti ASI di siang hari.
Tips 3: Alihkan perhatian anak agar menyapih lebih mudah
Jika bayi terlihat ingin menyusui, Fams dapat mengalihkan perhatiannya dengan cara mengajaknya bermain atau menawarkan camilan sehat. Perhatian bayi yang teralihkan akan membuatnya lupa dengan keinginannya untuk menyusu. Hal tersebut juga dapat memperpanjang jarak waktu menyusui Anda.
Tips 4: Berikan perhatian yang cukup kala menyapih anak
Selain memenuhi kebutuhan nutrisi bayi, kegiatan menyusui juga menciptakan kedekatan antara bayi dan ibu. Oleh karena itu, selama proses menyapih bayi cobalah untuk tetap memberikan perhatian kepada bayi dengan cara melakukan kontak mata, memberinya pelukan, atau menggendongnya seperti saat bayi disusui.
Tips 5: Ajarkan untuk minum dengan menggunakan gelas/cangkir
Membiasakan si kecil minum dari cangkir juga dapat digunakan untuk memperkenalkan asupan cairan selain susu, tapi juga air. Dengan begitu, ketika ibu tidak menyusui si kecil, dia sudah terbiasa dengan asupan cairan lain. Selain itu, membiasakan si kecil menggunakan cangkir juga melatih keterampilan motorik dan koordinasi yang baik antara gerak tangan dan mulutnya.
Perlu diketahui bahwa menyapih anak secara bertahap sangat penting, karena berhenti menyusui secara tiba-tiba dapat menyebabkan payudara bengkak. Artinya, payudara bisa menjadi penuh, sakit, dan ASI merembes. Bila kondisi itu terus berlanjut, ibu bisa mengalami masalah yang lebih serius seperti mastitis, yaitu infeksi akibat pembengkakan pada payudara.
Referensi:
Babycenter.______. Weaning: When and how to stop breastfeeding. https://www.babycenter.com/